Ilustrasi Medcom.id
Ilustrasi Medcom.id

Kekeringan di Jateng Meluas, 600 Ribu Warga Krisis Air Bersih

Media Indonesia.com • 20 Agustus 2023 10:37
Grobogan: Kekeringan melanda 22 daerah di Jawa Tengah kian parah, terutama di Kabupaten Blora dan Grobogan. Kekeringan itu telah mengakibatkan lebih dari 600 ribu jiwa di 187 desa tersebar di 30 kecamatan terdampak, hampir dua juta liter air bersih disalurkan bagi warga.
 
Di Kabupaten Blora sebanyak 125 desa, di 14 kecamatan, sebanyak 424.831 jiwa warga alami kesulitan air bersih, hingga sebagian mencari ke wilayah lebih jauh.
 
"Kita setiap hari salurkan hingga 12 tangki untuk mengatasi kesulitan warga," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora Widjanarsih.

Secara keseluruhan jumlah bantuan air bersih telah disalurkan, lanjut Widjanarsih, telah mencapai 715 liter (143 tangki). Bahkan diperkirakan jumlah ini terus meningkat dengan bertambahnya luas wilayah terlanda kekeringan dan jumlah warga alami kekurangan air bersih.
 
Baca: 55 Desa di Gunungkidul Terdampak Kemarau

Pasalnya sumber mata air ada di desa seperti sumur, sungai maupun kolam telah mengering. Baca juga: El Nino, Hasil Produksi Bawang Merah Petani Di Aceh Anjlok Bantuan air bersih terus diberikan, ungkap Widjanarsih, tapi jumlah tersebut dirasakan kurang, sehingga sebagian mencari sumber mata air cukup jauh di wilayah lain.
 
Selain itu sejumlah warga memutuskan membeli secara patungan Rp150.000 per tangki. Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih mengatakan jumlah desa terlanda kekeringan dan krisis air bersih di daerah sebelah barat Blora ini telah mencapai 62 desa tersebar di 16 kecamatan, sehingga bantuan air bersih terus disalurkan kepada warga untuk mengurangi kesulitan air bersih. 
 
"Bantuan air bersih sebanyak 924.000 liter telah kita saluran ke 48 desa, setiap hari rata-rata dapat menjangkau empat desa," kata Endang Sulistyoningsih.
 
Meski begitu, Endang mengaku masih banyak warga alami kesulitan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan warga mendapatkan air bersih dengan cara membeli, bahkan membuat sumur di dasar sungai yang telah mengering.
 
Jumlah warga terlanda kekeringan terus bertambah dari sebelumnya 48 desa menjadi 62 desa, menurut Endang Sulistyoningsih, hal ini karena kemarau masih cukup panjang sehingga diharapkan akan terus berdatangan bantuan dari pihak lain.
 
"Kita khawatir kekeringan ini seperti terjadi 2019 lalu yang melanda hingga 18 dari 19 kecamatan yang ada di Grobogan," tambahnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan