Cirebon: Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Jawa Barat, akan mengatur jam masuk sekolah menjelang penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) secara penuh.
Kepala Disdik Kota Cirebon, Irawan Wahyono, mengatakan, pengaturan itu bagian dari langkah mitigasi usai sembilan pelajar terkonfirmasi positif covid-19. Mitigasi diatur khususnya bagi sekolah yang letaknya berdekatan.
"Jam diatur sehingga saat masuk dan pulang sekolah tidak terjadi kerumunan. Misal sekolah A masuk pukul 07.00 WIB, sekolah B pukul 07.15 WIB. Termasuk jam pulang," ujarnya, Selasa, 9 November 2021.
Menurut Irawan, mitigasi dilakukan untuk rangka mempersiapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang rencananya dilakukan secara penuh tahun depan.
Baca juga: WNA di Sulteng Wajib Bayar Retribusi
"Para kepala sekolah sudah berkumpul dan sepakat mengatur jam masuk dan pulang sekolah," ujar dia.
Terkait PTM terbatas, dia menegaskan, tetap dilanjutkan karena jumlah yang terkonfirmasi positif hanya satu persen dari pelajar yang dilakukan swab tes PCR saat random sampling beberapa pekan lalu.
"Tetap berjalan, bahkan yang positif tidak menularkan ke orang terdekat karena virusnya rendah," jelasnya.
Cirebon: Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Jawa Barat, akan mengatur jam masuk sekolah menjelang
penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) secara penuh.
Kepala Disdik Kota Cirebon, Irawan Wahyono, mengatakan, pengaturan itu bagian dari langkah mitigasi usai sembilan pelajar terkonfirmasi positif covid-19. Mitigasi diatur khususnya bagi sekolah yang letaknya berdekatan.
"Jam diatur sehingga saat masuk dan pulang sekolah tidak terjadi kerumunan. Misal sekolah A masuk pukul 07.00 WIB, sekolah B pukul 07.15 WIB. Termasuk jam pulang," ujarnya, Selasa, 9 November 2021.
Menurut Irawan, mitigasi dilakukan untuk rangka mempersiapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang rencananya dilakukan secara penuh tahun depan.
Baca juga:
WNA di Sulteng Wajib Bayar Retribusi
"Para kepala sekolah sudah berkumpul dan sepakat mengatur jam masuk dan pulang sekolah," ujar dia.
Terkait PTM terbatas, dia menegaskan, tetap dilanjutkan karena jumlah yang terkonfirmasi positif hanya satu persen dari pelajar yang dilakukan swab tes PCR saat random sampling beberapa pekan lalu.
"Tetap berjalan, bahkan yang positif tidak menularkan ke orang terdekat karena virusnya rendah," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)