medcom.id, Makassar: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyesalkan kasus korupsi yang menjerat Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Hubla) Kementerian Perhubungan Antonius Tonny Budiono. Tonny diketahui terjaring operasi tangkap tangan KPK karena diduga menerima suap.
“Saya sangat menyayangkan, itu saja yang bisa saya sampaikan. Karena dia (Tonny) sudah mau pensiun, masih begitu,” kata Menteri Luhut usai memberi kuliah umum di kampus Universitas Hasanuddin Makassar, Sabtu 26 Agustus 2017.
OTT terhadap Tonny dilakukan petugas KPK pada Kamis lalu. Tonny dibekuk karena diduga menerima suap dari Komisaris PT Adhi Guna Keruktama, Adiputra Kurniawan. Suap disinyalir terkait proyek pengerjaan pengerukan Pelabuhan Tanjung Mas di Semarang.
Baca: KPK Tawarkan JC ke Dirjen Hubla untuk Ungkap Aktor Lain
Luhut mengingatkan semua aparat di jajaran kementeriannya agar menjauhi perilaku koruptif. Tindakan menerima suap, kata dia, akan gampang ketahuan. Sebab saat ini pola pengawasan semakin baik, menyusul berkembang pesatnya teknologi.
Dia kemudian mencontohkan sambungan telepon, yang bisa jadi semuanya disadap. Sehingga niat orang berbuat jahat akan mudah dideteksi.
“Sekarang ini semuanya semakin transparan. Jadi saya pikir kita harus hindari betul yang seperti itu,” ujar Luhut.
Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, menurut Luhut, sudah berupaya menekan perilaku koruptif. Salah satunya dengan memperhatikan kesejahteraan pegawai, melalui peningkatan remunerasi.
“Tapi ya masalahnya bukan hanya remunerasi. Ini masalah mental kita juga. Karena ada yang ingin langsung cepat kaya,” Luhut menambahkan.
medcom.id, Makassar: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyesalkan kasus korupsi yang menjerat Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Hubla) Kementerian Perhubungan Antonius Tonny Budiono. Tonny diketahui terjaring operasi tangkap tangan KPK karena diduga menerima suap.
“Saya sangat menyayangkan, itu saja yang bisa saya sampaikan. Karena dia (Tonny) sudah mau pensiun, masih begitu,” kata Menteri Luhut usai memberi kuliah umum di kampus Universitas Hasanuddin Makassar, Sabtu 26 Agustus 2017.
OTT terhadap Tonny dilakukan petugas KPK pada Kamis lalu. Tonny dibekuk karena diduga menerima suap dari Komisaris PT Adhi Guna Keruktama, Adiputra Kurniawan. Suap disinyalir terkait proyek pengerjaan pengerukan Pelabuhan Tanjung Mas di Semarang.
Baca: KPK Tawarkan JC ke Dirjen Hubla untuk Ungkap Aktor Lain
Luhut mengingatkan semua aparat di jajaran kementeriannya agar menjauhi perilaku koruptif. Tindakan menerima suap, kata dia, akan gampang ketahuan. Sebab saat ini pola pengawasan semakin baik, menyusul berkembang pesatnya teknologi.
Dia kemudian mencontohkan sambungan telepon, yang bisa jadi semuanya disadap. Sehingga niat orang berbuat jahat akan mudah dideteksi.
“Sekarang ini semuanya semakin transparan. Jadi saya pikir kita harus hindari betul yang seperti itu,” ujar Luhut.
Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, menurut Luhut, sudah berupaya menekan perilaku koruptif. Salah satunya dengan memperhatikan kesejahteraan pegawai, melalui peningkatan remunerasi.
“Tapi ya masalahnya bukan hanya remunerasi. Ini masalah mental kita juga. Karena ada yang ingin langsung cepat kaya,” Luhut menambahkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ALB)