Makassar: Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menegaskan, aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, pada Maret 2021 tidak mewakili agama tertentu. Terlebih, aksi itu menelan belasan korban, dengan lima di antarannya muslim.
"Saya tegaskan bahwa gerakan teror itu atau terorisme itu tidak mewakili agama manapun," kata Mahfud, saat mengunjungi Gereja Katedral Makassar, Jumat, 23 April 2021.
Ia mengatakan, perbuatan bom bunuh diri tersebut merupakan tindakan biadab dan menjadi musuh semua agama. Dia menilai, memperjuangkan agama dengan teror adalah sesat.
Baca: Pegawai BUMN Ditangkap Terkait Bom Bunuh Diri di Makassar
Mahfud menjelaskan, semua agama mengajarkan untuk kebaikan ummat manusia. Tidak hanya melayani Tuhan, kata dia, tapi juga mengabdi bagi kebaikan masyarakat.
"Karena tuhan dari agama apapun selalu mengajarkan kemanusiaan," jelasnya.
Dia mengungkap, aksi teror bom bunuh diri yang terjadi di Makassar membuat belasan orang jadi korban. Lima di antaranya ialah seorang muslim.
"Jadi itu (aksi teror) tidak mewakili agama tertentu, itu kejahatan yang luar biasa," imbuhnya.
Dia mengingatkan, bahwa aksi teror harus dilawan bersama. Sehingga ke depan tidak ada lagi tindakan serupa yang bisa menimbulkan korban.
"Kebenaran itu tidak bisa ditentukan oleh jumlah pengikut banyak atau sedikit tapi kebenaran itu soal keyakinan yang harus dilindungi sama-sama," jelasnya.
Aksi bom bunuh diri terjadi di Gereja Katedral, Jalan Kajaolalido, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Kejadian tersebut terjadi pada pukul 10.35 Wita. Kejadian itu terjadi saat jemaah tengah melakukan ibadah.
Baca: Terduga Teroris yang Tewas Ditembak Jaringan JAD dan ISIS
Akibatnya, 19 orang mengalami luka-luka berat dan ringan. Belasan korban tersebut sempat dirawat di berada di rumah sakit yakni di Rumah Sakit Bhayangkara, RS Pelamonia, dan RS Akademis.
Sedangkan terduga pelaku bom bunuh diri merupakan jaringan Jemaah Ansharut Daulah (JAD), yang terlibat dalam serangan Gereja di Jolo Filipina beberapa waktu lalu atau tepatnya pada 2018.
Terduga pelaku yang merupakan laki-laki dan perempuan itu meninggal di tempat usai meledakkan diri. Pelaku menggunakan bom panci dalam beraksi.
Makassar: Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menegaskan, aksi
bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, pada Maret 2021 tidak mewakili agama tertentu. Terlebih, aksi itu menelan belasan korban, dengan lima di antarannya muslim.
"Saya tegaskan bahwa gerakan teror itu atau terorisme itu tidak mewakili agama manapun," kata Mahfud, saat mengunjungi Gereja Katedral Makassar, Jumat, 23 April 2021.
Ia mengatakan, perbuatan bom bunuh diri tersebut merupakan tindakan biadab dan menjadi musuh semua agama. Dia menilai, memperjuangkan agama dengan teror adalah sesat.
Baca: Pegawai BUMN Ditangkap Terkait Bom Bunuh Diri di Makassar
Mahfud menjelaskan, semua agama mengajarkan untuk kebaikan ummat manusia. Tidak hanya melayani Tuhan, kata dia, tapi juga mengabdi bagi kebaikan masyarakat.
"Karena tuhan dari agama apapun selalu mengajarkan kemanusiaan," jelasnya.
Dia mengungkap, aksi teror bom bunuh diri yang terjadi di Makassar membuat belasan orang jadi korban. Lima di antaranya ialah seorang muslim.
"Jadi itu (aksi teror) tidak mewakili agama tertentu, itu kejahatan yang luar biasa," imbuhnya.