Jawa Barat Targetkan 0 Desa Tertinggal pada 2022
Media Indonesia.com • 23 Desember 2021 07:16
Bandung: Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan pada 2022 tidak ada lagi desa tertinggal. Saat ini masih terdapat 18 desa yang masih masuk kategori tersebut.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat Dicky Saromi mengatakan, 18 desa tertinggal itu tersebar di tiga kabupaten yakni Kabupaten Tasikmalayan, Cianjur, dan Karawang.
"Paling banyak di Kabupaten Tasikmalaya," kata Dicky di Bandung, Rabu, 22 Desember 2021.
Dia menjelaskan, pada 2018, desa tertinggal di Jawa Barat sebanyak 929. Jumlah ini terus turun, sehingga pada 2021 ini tersisa 18.
"2022 target kami tidak ada lagi desa tertinggal," ujarnya.
Baca juga: 3 Kabupaten di Bengkulu Memenuhi Syarat Laksanakan Vaksinasi Anak
Terus berkurangnya jumlah desa tertinggal ini, kata dia, merupakan bukti baiknya indeks desa membangun (IDM) di wilayahnya itu. Ini terlihat dari terus dilakukannya perbaikan pada aspek ekonomi, infrastruktur, dan sosial yang merupakan hal penting untuk perbaikan status desa di Jawa Barat.
Berdasarkan acuan yang tertuang dalam Permendesa Tentang IDM, Dicky menambahkan, terdapat sejumlah indikator yang menentukan status desa seperti tingkat pelayanan, kesehatan, akses pendidikan dasar, dan ekonomi.
Upaya perbaikan status desa ini, tidak terlepas dari visi dan misi kepemimpinan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Bersama Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, pasangan ini mengusung Gerakan Membangun Desa, dengan menggulirkan sejumlah program yang akan terus dilanjutkan pada tahun depan.
Beberapa program itu di antaranya satu desa satu BUM-Des, 1 village 1 company, patriot desa, CEO BUM-Des, Desa Wisata, dan peningkatakan infrastruktur desa.
"Lalu ada Patriot Desa, investasi, dengan mengirim anak-anak muda yang punya spirit dalam berkolaborasi, inovasi; CEO BUM-Des yang membantu untuk memajukan BUM-Des; Kampung Keluarga Juara, yang identik dengam gerakan sosial seperti posyandu; desa wisata, wisata yang diandalkan dalam memajukan desa; Sapa Warga, agar warga bisa berkoneksi, bisa berkomunikasi langsung dengan pimpinan (gubernur); Maskara atau mobil aspirasi kampung juara, yang merupakan penghargaan bagi desa yang berstatus mandiri," urai Dicky.
Tak hanya itu, dari sisi konstruksi, menurutnya, pihaknya terus memberikan pelayanan infrastruktur untuk pedesaan, terutama untuk jalan desa. Lalu ada jembatan gantung di desa yang sudah dibuat beberapa tahun terakhir. Berkat pembangunan tersebut, saat ini IDM Jawa Barat sudah melebihi target.
Baca juga: Vaksinasi Anak 6-11 Tahun di Karawang Masih Tertunda
"Dari target Indeks Desa Membangun minimal 0,72 pada 2023 Ternyata di 2021 target IDM sudah kita capai, yaitu 0,7202. Jadi tak perlu menunggu sampai 2023, kita sudah mencapainya di 2021," terang dia.
Berkat upaya itu juga saat ini Jawa Barat memiliki 586 desa mandiri dari total 5.312 desa. "Ini menjadikan kita sebagai provinsi kedua yang memiliki jumlah desa mandiri paling banyak," sambungnya.
Dicky memastikan pihaknya akan terus mengoptimalkan pembangunan desa. Terlebih, saat desa sudah menjadi prioritas pembangunan baik dari pemerintah provinsi maupun pusat.
"Karena Indonesia akan maju jika desanya maju. Demikian juga kalau desanya juara, maka Jawa Barat akan juara," tegasnya. (Bayu Anggoro)
Bandung: Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan pada 2022 tidak ada lagi desa tertinggal. Saat ini masih
terdapat 18 desa yang masih masuk kategori tersebut.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat Dicky Saromi mengatakan, 18 desa tertinggal itu tersebar di tiga kabupaten yakni Kabupaten Tasikmalayan, Cianjur, dan Karawang.
"Paling banyak di Kabupaten Tasikmalaya," kata Dicky di Bandung, Rabu, 22 Desember 2021.
Dia menjelaskan, pada 2018, desa tertinggal di Jawa Barat sebanyak 929. Jumlah ini terus turun, sehingga pada 2021 ini tersisa 18.
"2022 target kami tidak ada lagi desa tertinggal," ujarnya.
Baca juga:
3 Kabupaten di Bengkulu Memenuhi Syarat Laksanakan Vaksinasi Anak
Terus berkurangnya jumlah desa tertinggal ini, kata dia, merupakan bukti baiknya indeks desa membangun (IDM) di wilayahnya itu. Ini terlihat dari terus dilakukannya perbaikan pada aspek ekonomi, infrastruktur, dan sosial yang merupakan hal penting untuk perbaikan status desa di Jawa Barat.
Berdasarkan acuan yang tertuang dalam Permendesa Tentang IDM, Dicky menambahkan, terdapat sejumlah indikator yang menentukan status desa seperti tingkat pelayanan, kesehatan, akses pendidikan dasar, dan ekonomi.
Upaya perbaikan status desa ini, tidak terlepas dari visi dan misi kepemimpinan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Bersama Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, pasangan ini mengusung Gerakan Membangun Desa, dengan menggulirkan sejumlah program yang akan terus dilanjutkan pada tahun depan.