Jakarta: Suku Baduy merupakan masyarakat adat yang mendiami wilayah pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Suku ini dikenal karena keunikan adat-istiadat dan tradisi mereka yang masih terjaga hingga saat ini.
Suku Baduy terdiri dari dua kelompok utama yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Dalam artikel kali ini, Medcom.id hanya akan membahas mengenai Suku Baduy Dalam dan juga fakta menariknya yang jarang diketahui oleh banyak orang. Simak informasinya berikut ini ya!
Apa Itu Suku Baduy Dalam?
dok: istimewa
Suku Baduy Dalam atau dikenal juga sebagai Baduy Tangtu merupakan masyarakat yang sangat menjunjung tinggi adat istiadat mereka. Mereka hidup dalam kesederhanaan dan jauh dari pengaruh dunia luar.
Di era yang serba digital dan modern saat ini, masyarakat Baduy Dalam justru tetap mematuhi aturan adat mereka dengan tidak menggunakan teknologi modern sama sekali. Mereka juga tidak mengenyam pendidikan dan hanya menjaga kelestarian hutan yang mereka tempati saja.
Masyarakat Baduy Dalam bahkan tidak mengenakan pasta gigi, sabun, dan shampoo. Hal ini dilakukan demi menjaga sungai yang mereka gunakan untuk mandi dan mencuci agar tidak tercemar.
Masyarakat Baduy Dalam menganut kepercayaan Sunda Wiwitan. Pakaian hitam dan putih serta ikat kepala putih tanpa alas kaki menjadi ciri khas dari Suku Baduy Dalam.
Fakta Menarik Suku Baduy Dalam
dok: istimewa
1. Bayi di Baduy Dalam Diberi Nama Oleh Kepala Adat
Setiap bayi yang dilahirkan masyarakat Baduy Dalam diberi nama oleh kepala adat suku Baduy Dalam atau yang biasa disebut Puun.
Setelah diberi nama, bayi tersebut juga diberi gelang kapuru (gelang penanda). Gelang ini diberikan sebagai perlindungan dan tidak bisa dilepaskan. Gelang kapuru untuk laki-laki dipasang di tangan kanan, sedangkan perempuan di tangan kiri.
2. Ibu Hamil di Baduy Dalam Melahirkan Tanpa Bantuan Siapapun
Ibu hamil di Baduy Dalam melahirkan seorang diri tanpa bantuan siapapun. Hanya ada paraji (seperti bidan) yang tugasnya hanya membersihkan bayi baru lahir.
Jika melahirkan di rumah ladang, ibu membawa anaknya sendiri pulang ke rumah desa sambil membawa kayu bakar, dan keesokan harinya setelah melahirkan tetap bekerja kembali ke ladang.
3. Masyarakat Baduy Dalam menyimpan Harta Kekayaan di Pohon
Masyarakat Baduy Dalam tidak menyimpan harta kekayaannya di bank atau tanah seperti masyarakat pada umumnya, mereka justru menyimpan harta kekayaan mereka di pohon, biasanya berupa pohon durian dan petai. Pohon ini jika dijual mempunyai harga yang sangat mahal bahkan bisa mencapai ratusan juta rupiah.
4. Masyarakat Baduy Dalam Rata-Rata Menikah Muda
dok: istimewa
Masyarakat Baduy Dalam rata-rata menikah di usia 15 tahun untuk perempuan, dan 20 tahun untuk laki-laki.
5. Masyarakat Baduy Dalam Punya Batas Waktu Bepergian
Masyarakat Baduy Dalam tidak diperbolehkan pergi ke luar kota dalam kurun waktu lebih dari 14 hari. Jika bepergian, masyarakat Baduy Dalam juga tidak diperbolehkan menggunakan transportasi umum. Mereka biasanya pergi ke luar kota dengan berjalan kaki.
7. Masyarakat Baduy Dalam Tidak Boleh Disuntik
Jika sakit, masyarakat Baduy Dalam boleh minum obat tetapi tidak diperbolehkan untuk disuntik, dijahit, infus, dan hal-hal yang yg berhubungan dengan jarum dan bedah.
8. Tidak Memakai Hasil Panen untuk Kebutuhan Sehari-hari
Masyarakat Baduy Dalam menanam padi, tetapi padi yg dihasilkan hanya digunakan untuk acara adat ataupun pernikahan bukan untuk makan sehari-hari.
9. Tidak Boleh Memelihara Hewan Ternak Berkaki Empat
Masyarakat Baduy Dalam tidak diperbolehkan makan daging kambing. Mereka juga tidak diperbolehkan memelihara hewan ternak berkaki empat.
10. Anak-Anak Baduy Dalam Dijodohkan Sejak Lahir
Anak-anak Baduy Dalam sudah dijodohkan sejak mereka lahir oleh kedua orang tuanya. Biasanya mereka dijodohkan dengan yang terdekat terlebih dahulu seperti saudara persepupuan. Dalam perjodohan ini, terdapat tiga tahapan lamaran:
Tahap 1 laki-laki diminta bekerja di calon mertua selama 1 hari tanpa di bayar.
Tahap 2 laki-laki bekerja di calon mertua selama 3 sampai 7 hari tanpa dibayar, setelah itu pulangnya membawa kayu bakar.
Tahap 3 laki-laki dan keluarganya pergi ke rumah perempuan dengan membawa seserahan.
Pihak laki-laki atau perempuan bisa menolak di perjodohan tahap pertama, karena jika sudah tahap 2 dan 3 perjodohan tidak bisa lagi ditolak. Adapun, jarak antara setiap lamaran ini adalah 6 bulan.
11. Setelah Menikah, Pengantin Baduy Dalam Dipingit 40 Hari
Pengantin Baduy Dalam yang sudah menikah biasanya dipingit terlebih dahulu selama 40 hari setelah itu mereka tinggal di rumah ladang.
Jakarta:
Suku Baduy merupakan masyarakat adat yang mendiami wilayah pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Suku ini dikenal karena keunikan adat-istiadat dan tradisi mereka yang masih terjaga hingga saat ini.
Suku Baduy terdiri dari dua kelompok utama yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Dalam artikel kali ini,
Medcom.id hanya akan membahas mengenai Suku Baduy Dalam dan juga fakta menariknya yang jarang diketahui oleh banyak orang. Simak informasinya berikut ini ya!
Apa Itu Suku Baduy Dalam?
dok: istimewa
Suku Baduy Dalam atau dikenal juga sebagai Baduy Tangtu merupakan masyarakat yang sangat menjunjung tinggi adat istiadat mereka. Mereka hidup dalam kesederhanaan dan jauh dari pengaruh dunia luar.
Di era yang serba digital dan modern saat ini, masyarakat Baduy Dalam justru tetap mematuhi aturan adat mereka dengan tidak menggunakan teknologi modern sama sekali. Mereka juga tidak mengenyam pendidikan dan hanya menjaga kelestarian hutan yang mereka tempati saja.
Masyarakat Baduy Dalam bahkan tidak mengenakan pasta gigi, sabun, dan shampoo. Hal ini dilakukan demi menjaga sungai yang mereka gunakan untuk mandi dan mencuci agar tidak tercemar.
Masyarakat Baduy Dalam menganut kepercayaan Sunda Wiwitan. Pakaian hitam dan putih serta ikat kepala putih tanpa alas kaki menjadi ciri khas dari Suku Baduy Dalam.
Fakta Menarik Suku Baduy Dalam
dok: istimewa
1. Bayi di Baduy Dalam Diberi Nama Oleh Kepala Adat
Setiap bayi yang dilahirkan masyarakat Baduy Dalam diberi nama oleh kepala adat suku Baduy Dalam atau yang biasa disebut Puun.
Setelah diberi nama, bayi tersebut juga diberi gelang kapuru (gelang penanda). Gelang ini diberikan sebagai perlindungan dan tidak bisa dilepaskan. Gelang kapuru untuk laki-laki dipasang di tangan kanan, sedangkan perempuan di tangan kiri.
2. Ibu Hamil di Baduy Dalam Melahirkan Tanpa Bantuan Siapapun
Ibu hamil di Baduy Dalam melahirkan seorang diri tanpa bantuan siapapun. Hanya ada paraji (seperti bidan) yang tugasnya hanya membersihkan bayi baru lahir.
Jika melahirkan di rumah ladang, ibu membawa anaknya sendiri pulang ke rumah desa sambil membawa kayu bakar, dan keesokan harinya setelah melahirkan tetap bekerja kembali ke ladang.
3. Masyarakat Baduy Dalam menyimpan Harta Kekayaan di Pohon
Masyarakat Baduy Dalam tidak menyimpan harta kekayaannya di bank atau tanah seperti masyarakat pada umumnya, mereka justru menyimpan harta kekayaan mereka di pohon, biasanya berupa pohon durian dan petai. Pohon ini jika dijual mempunyai harga yang sangat mahal bahkan bisa mencapai ratusan juta rupiah.
4. Masyarakat Baduy Dalam Rata-Rata Menikah Muda
dok: istimewa
Masyarakat Baduy Dalam rata-rata menikah di usia 15 tahun untuk perempuan, dan 20 tahun untuk laki-laki.
5. Masyarakat Baduy Dalam Punya Batas Waktu Bepergian
Masyarakat Baduy Dalam tidak diperbolehkan pergi ke luar kota dalam kurun waktu lebih dari 14 hari. Jika bepergian, masyarakat Baduy Dalam juga tidak diperbolehkan menggunakan transportasi umum. Mereka biasanya pergi ke luar kota dengan berjalan kaki.
7. Masyarakat Baduy Dalam Tidak Boleh Disuntik
Jika sakit, masyarakat Baduy Dalam boleh minum obat tetapi tidak diperbolehkan untuk disuntik, dijahit, infus, dan hal-hal yang yg berhubungan dengan jarum dan bedah.
8. Tidak Memakai Hasil Panen untuk Kebutuhan Sehari-hari
Masyarakat Baduy Dalam menanam padi, tetapi padi yg dihasilkan hanya digunakan untuk acara adat ataupun pernikahan bukan untuk makan sehari-hari.
9. Tidak Boleh Memelihara Hewan Ternak Berkaki Empat
Masyarakat Baduy Dalam tidak diperbolehkan makan daging kambing. Mereka juga tidak diperbolehkan memelihara hewan ternak berkaki empat.
10. Anak-Anak Baduy Dalam Dijodohkan Sejak Lahir
Anak-anak Baduy Dalam sudah dijodohkan sejak mereka lahir oleh kedua orang tuanya. Biasanya mereka dijodohkan dengan yang terdekat terlebih dahulu seperti saudara persepupuan. Dalam perjodohan ini, terdapat tiga tahapan lamaran:
- Tahap 1 laki-laki diminta bekerja di calon mertua selama 1 hari tanpa di bayar.
- Tahap 2 laki-laki bekerja di calon mertua selama 3 sampai 7 hari tanpa dibayar, setelah itu pulangnya membawa kayu bakar.
- Tahap 3 laki-laki dan keluarganya pergi ke rumah perempuan dengan membawa seserahan.
Pihak laki-laki atau perempuan bisa menolak di perjodohan tahap pertama, karena jika sudah tahap 2 dan 3 perjodohan tidak bisa lagi ditolak. Adapun, jarak antara setiap lamaran ini adalah 6 bulan.
11. Setelah Menikah, Pengantin Baduy Dalam Dipingit 40 Hari
Pengantin Baduy Dalam yang sudah menikah biasanya dipingit terlebih dahulu selama 40 hari setelah itu mereka tinggal di rumah ladang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)