Boyolali: Dampak bencana kekeringan di Kabupaten Boyolali meluas. Sampai sekarang, 27 desa di tujuh kecamatan di Boyolali mengalami kekurangan air bersih.
Berdasarkan data BPBD Boyolali, 35 ribu jiwa terdampak bencana kekeringan. Kebutuhan air bersih mencapai 140.000 liter per hari untuk warga.
"Dampak kekeringan sudah menyebar di tujuh kecamatan, yaitu Wonosegoro, Wonosamudro, Kemusu, Juwangi, Musuk, Tamansari dan Selo. Sebelumnya, tujuh kecamatan itu memang langganan. Sekarang bertambah lagi yang minta droping air, yaitu di Kecamatan Cepogo dan Kecamatan Klego," papar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Suparman, di Boyolali, Selasa, 12 September 2023.
Droping air bersih sudah rutin dilakukan di 27 desa di tujuh kecamatan sebelumnya. Sedangkan untuk Kecamatan Cepogo tengah dalam tahap pengajuan.
"Kalau warga di Desa Gubug, Kecamatan Cepogo masih menerima bantuan air bersih dari relawan. Dari tujuh kecamatan itu, yang paling parah di Kecamatan Wonosamudro dan Tamansari," imbuhnya.
Dia mengatakan warga terdampak kekeringan mengandalkan bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan harian mereka. Sesuai perhitungan per orang empat liter per hari, diperkirakan kebutuhan air bersih per harinya sekitar 140.000 ribu liter.
"Sedangkan kemampuan BPBD untuk droping air hanya 6 tangki per hari. Karena terkendala jumlah armada. Idealnya, dropping air dilakukan 4-5 hari sekali ke titik terdampak," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Boyolali, Suratno mengajak seluruh komponen baik di tingkat desa, kecamatan, dan lainnya turut membantu dan proaktif dalam penanganan kekeringan. Sehingga kebutuhan air bersih masyarakat bisa tertangani.
"Dari anggaran BPBD, telah menyalurkan 153 tangki dari ketersediaan total 195 tangki. Sedangkan penyaluran lainnya juga berasal dari bantuan masyarakat dan perusahaan," bebernya.
Boyolali: Dampak bencana
kekeringan di Kabupaten Boyolali meluas. Sampai sekarang, 27 desa di tujuh kecamatan di Boyolali mengalami kekurangan
air bersih.
Berdasarkan data BPBD Boyolali, 35 ribu jiwa terdampak bencana kekeringan. Kebutuhan air bersih mencapai 140.000 liter per hari untuk warga.
"Dampak kekeringan sudah menyebar di tujuh kecamatan, yaitu Wonosegoro, Wonosamudro, Kemusu, Juwangi, Musuk, Tamansari dan Selo. Sebelumnya, tujuh kecamatan itu memang langganan. Sekarang bertambah lagi yang minta
droping air, yaitu di Kecamatan Cepogo dan Kecamatan Klego," papar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Suparman, di Boyolali, Selasa, 12 September 2023.
Droping air bersih sudah rutin dilakukan di 27 desa di tujuh kecamatan sebelumnya. Sedangkan untuk Kecamatan Cepogo tengah dalam tahap pengajuan.
"Kalau warga di Desa Gubug, Kecamatan Cepogo masih menerima bantuan air bersih dari relawan. Dari tujuh kecamatan itu, yang paling parah di Kecamatan Wonosamudro dan Tamansari," imbuhnya.
Dia mengatakan warga terdampak kekeringan mengandalkan bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan harian mereka. Sesuai perhitungan per orang empat liter per hari, diperkirakan kebutuhan air bersih per harinya sekitar 140.000 ribu liter.
"Sedangkan kemampuan BPBD untuk
droping air hanya 6 tangki per hari. Karena terkendala jumlah armada. Idealnya, dropping air dilakukan 4-5 hari sekali ke titik terdampak," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Boyolali, Suratno mengajak seluruh komponen baik di tingkat desa, kecamatan, dan lainnya turut membantu dan proaktif dalam penanganan kekeringan. Sehingga kebutuhan air bersih masyarakat bisa tertangani.
"Dari anggaran BPBD, telah menyalurkan 153 tangki dari ketersediaan total 195 tangki. Sedangkan penyaluran lainnya juga berasal dari bantuan masyarakat dan perusahaan," bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)