Semarang: Angka kasus positif virus korona (covid-19) di Semarang, Jawa Tengah, menurun sejak diterapkannya pembatasan kegiatan masyarakat (PKM). Hingga Kamis, 14 Mei 2020, kasus positif korona di Kota Semarang tercatat menjadi 55 orang.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, mengatakan pada hari pertama penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM), pada 27 April 2020, jumlah positif covid-19 mencapai 134 orang. Sedangkan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 267 orang.
"Pemberlakuan PKM di Kota Semarang cukup efektif dalam menangani covid-19. Dari grafik, covid-19 di Kota Semarang mulai melandai sejak diberlakukannya PKM," kata Hendrar Prihadi, Semarang, Jawa Tengah, Jumat, 15 Mei 2020.
Baca: PDP di Kota Bandung Bertambah 22 Orang
Hendrar mengaku sejak awal enggan menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus korona. Dia menerangkan PKM merupakan jalan tengah untuk mengakomodasi tuntutan warga yang menginginkan PSBB.
"PKM ini jalan tengah. Di satu sisi ada yang mendesak ingin PSBB, tapi di sisi lain juga ada yang tidak ingin PSBB karena alasan ekonomi," jelas Hendrar.
Dia menuturkan melalui PKM, Kota Semarang mendirikan delapan pos pantau di perbatasan dan empat pos pantau di tengah kota. Dia mengungkap pihaknya telah menindak 3.872 pengendara karena tidak menggunakan masker.
"Selain itu, ada 102 bus ditindak karena tidak mematuhui aturan social distancing dan juga protokol kesehatan," bebernya.
Semarang: Angka kasus positif virus korona (covid-19) di Semarang, Jawa Tengah, menurun sejak diterapkannya pembatasan kegiatan masyarakat (PKM). Hingga Kamis, 14 Mei 2020, kasus positif korona di Kota Semarang tercatat menjadi 55 orang.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, mengatakan pada hari pertama penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM), pada 27 April 2020, jumlah positif covid-19 mencapai 134 orang. Sedangkan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 267 orang.
"Pemberlakuan PKM di Kota Semarang cukup efektif dalam menangani covid-19. Dari grafik, covid-19 di Kota Semarang mulai melandai sejak diberlakukannya PKM," kata Hendrar Prihadi, Semarang, Jawa Tengah, Jumat, 15 Mei 2020.
Baca: PDP di Kota Bandung Bertambah 22 Orang
Hendrar mengaku sejak awal enggan menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus korona. Dia menerangkan PKM merupakan jalan tengah untuk mengakomodasi tuntutan warga yang menginginkan PSBB.
"PKM ini jalan tengah. Di satu sisi ada yang mendesak ingin PSBB, tapi di sisi lain juga ada yang tidak ingin PSBB karena alasan ekonomi," jelas Hendrar.
Dia menuturkan melalui PKM, Kota Semarang mendirikan delapan pos pantau di perbatasan dan empat pos pantau di tengah kota. Dia mengungkap pihaknya telah menindak 3.872 pengendara karena tidak menggunakan masker.
"Selain itu, ada 102 bus ditindak karena tidak mematuhui aturan social distancing dan juga protokol kesehatan," bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)