Bantul: Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mulai mengawasi hewan kurban untuk perayaan Iduladha pada bulan depan. Meskipun pengawasan untuk hewan yang dipotong harian tetap masih jalan.
"Awal Juni nanti kami mulai mengawasi pengawasan ternak (untuk kurban) di penampungan," kata kata Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, saat dihubungi, Minggu, 14 Mei 2023.
Pengawasan itu memfokuskan penyakit hewan, khususnya penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) dan penyakit mulut dan kuku (PMK). Dua jenis penyakit itu saat ini jadi penentu kelayakan pemotongan hewan kurban.
"PMK di Bantul sudah landai sekali, mungkin hampir tidak ada. LSD masih ada tapi sudah landai tidak seperti sebelum puasa," jelasnya.
Joko menjelaskan pengawasan di tingkat petani atau peternak sudah intens dilakukan. Pengawasan ini sekaligus mencegah dan mengobati terjadi dari dua jenis penyakit itu.
Menurut dia nantinya fokus pengawasan hewan kurban banyak dilakukan di pasar hewan. Pasar hewan di Kecamatan Imogoiri kata dia jadi bagian vital memastikan kelayakan hewan kurban dipotong.
"Pasar hewan Imogir di Bantul salah satu yang terbesar di Yogyakarta. Ada 700-800 ekor setiap pasaran yang keluar-masuk dan diawasi," ungkapnya.
Ia menegaskan petugas Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kecamatan Imogiri dilibatkan semaksimal mungkin dalam pengawasan. Petugas Puskeswan dibantu petugas DKPP.
"Kami akan maksimalkan pengawasan arus lalu lintas ternak supaya kebutuhan hewan kurban bisa terpenuhi," ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Bantul: Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY), mulai mengawasi hewan kurban untuk perayaan
Iduladha pada bulan depan. Meskipun pengawasan untuk
hewan yang dipotong harian tetap masih jalan.
"Awal Juni nanti kami mulai mengawasi pengawasan ternak (untuk kurban) di penampungan," kata kata Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, saat dihubungi, Minggu, 14 Mei 2023.
Pengawasan itu memfokuskan penyakit hewan, khususnya penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) dan penyakit mulut dan kuku (PMK). Dua jenis penyakit itu saat ini jadi penentu kelayakan pemotongan hewan kurban.
"PMK di Bantul sudah landai sekali, mungkin hampir tidak ada. LSD masih ada tapi sudah landai tidak seperti sebelum puasa," jelasnya.
Joko menjelaskan pengawasan di tingkat petani atau peternak sudah intens dilakukan. Pengawasan ini sekaligus mencegah dan mengobati terjadi dari dua jenis penyakit itu.
Menurut dia nantinya fokus pengawasan hewan kurban banyak dilakukan di pasar hewan. Pasar hewan di Kecamatan Imogoiri kata dia jadi bagian vital memastikan kelayakan hewan kurban dipotong.
"Pasar hewan Imogir di Bantul salah satu yang terbesar di Yogyakarta. Ada 700-800 ekor setiap pasaran yang keluar-masuk dan diawasi," ungkapnya.
Ia menegaskan petugas Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kecamatan Imogiri dilibatkan semaksimal mungkin dalam pengawasan. Petugas Puskeswan dibantu petugas DKPP.
"Kami akan maksimalkan pengawasan arus lalu lintas ternak supaya kebutuhan hewan kurban bisa terpenuhi," ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)