Surabaya: Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur, memberlakukan pembatasan kegiatan selama dua pekan, mulai 3-7 Januari 2021, untuk mencegah penyebanyak covid-19. Selain itu, untuk masuk ke lingkungan Unair wajib menunjukkan hasil swab tes (tes usap).
"Kami mengeluarkan surat edaran kepada civitas Unair untuk bekerja dari rumah mengantisipasi penularan covid-19 usai libur akhir tahun," ujar Rektor Unair Mohammad Nasih, di Surabaya, melansir Clicks.id, Rabu, 6 Januari 2021.
Ia mengatakan kebijakan tersebut diambil karena tidak mengetahui kegiatan staf dan akademisi selama beberapa hari libur menjelang akhir tahun. Nasih menyebut pembatasan tidak serupa lockdown.
Baca:Jadi Klaster Covid-19, 3 Kampus di Surabaya Ditutup
"Bukan lockdown, hanya saja kami tidak tahu dua pekan terakhir saat liburan panjang staf ke mana saja pergi dan berliburnya. Oleh karena itu, sebelum ke kampus, kami minta memastikan yang bersangkutan tidak membawa virus yang berpotensi menular," ucap dia.
Selama waktu pembatasan, civitas Unair bisa datang ke kampus jika membawa tes usap PCR dengan hasil negatif. Tes usap dilakukan maksimal H-7 sebelum datang ke kampus. Jika tidak berkenan melakukan, maka diminta untuk bekerja di rumah untuk sementara.
"Kami mengikuti perkembangan covid-19, karena sedang ada peningkatan kasus, maka kami mencegah adanya kegiatan di kampus yang bisa jadi penyebaran virus korona," ujarnya.
Nasih mengakui sejumlah civitas Unair positif covid-19. Namun, hal tersebut tak lepas dari mobilitas mereka di luar kampus.
"Tidak mungkin juga Unair steril, pasti ada. Penanganan kami serahkan, tergantung lokasinya, misal rumahnya di Sidoarjo ya ditangani Pemerintah Kabupaten Sidoarjo," tuturnya.
Meski membatasi kegiatan di kampus, Nasih tidak melarang jika ada dosen dan mahasiswa yang bertemu untuk melakukan konsultasi tugas akhir. Terpenting, kedua pihak bersedia dan menerapkan protokol kesehatan.
"Kebijakan kerja dari rumah ini fleksibel, akan melihat perkembangan covid-19 juga. Apalagi saat ini tidak ada kegiatan belajar mengajar, jadi tugas-tugas bisa dikerjakan secara daring," jelasnya.
Baca: Surabaya Ajukan 2 Juta Dosis Vaksin Covid-19
Sebelumnya, tiga kampus di Surabaya yakni Intitut Teknologi 10 November Surabaya (ITS), Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ditutup. Pasalnya ditemukan kasus covid-19 di lingkungan perguruan tinggi tersebut.
ITS mengawali menutup kampus setelah rektor dan beberapa dosen positif covid-19. Bahkan, di antaranya meninggal.
Setelah ITS, jajaran manajemen Unair juga memilih melakukan lockdown setelah tahun baru. Keputusan itu diambil setelah melihat risiko penularan covid-19 yang terus meningkat, terutama mereka yang menjalani aktivitas di luar kota.
Penutupan kampus kemudian diterapkan Unesa. Hal itu setelah adanya 20 orang Civitas Akademika Unesa terkonfirmasi positif covid-19 dan satu orang lainnya meninggal.
Surabaya: Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur, memberlakukan pembatasan kegiatan selama dua pekan, mulai 3-7 Januari 2021, untuk mencegah penyebanyak
covid-19. Selain itu, untuk masuk ke lingkungan Unair wajib menunjukkan hasil swab tes (tes usap).
"Kami mengeluarkan surat edaran kepada civitas Unair untuk bekerja dari rumah mengantisipasi penularan covid-19 usai libur akhir tahun," ujar Rektor Unair Mohammad Nasih, di Surabaya, melansir
Clicks.id, Rabu, 6 Januari 2021.
Ia mengatakan kebijakan tersebut diambil karena tidak mengetahui kegiatan staf dan akademisi selama beberapa hari libur menjelang akhir tahun. Nasih menyebut pembatasan tidak serupa
lockdown.
Baca:Jadi Klaster Covid-19, 3 Kampus di Surabaya Ditutup
"Bukan
lockdown, hanya saja kami tidak tahu dua pekan terakhir saat liburan panjang staf ke mana saja pergi dan berliburnya. Oleh karena itu, sebelum ke kampus, kami minta memastikan yang bersangkutan tidak membawa virus yang berpotensi menular," ucap dia.
Selama waktu pembatasan, civitas Unair bisa datang ke kampus jika membawa tes usap PCR dengan hasil negatif. Tes usap dilakukan maksimal H-7 sebelum datang ke kampus. Jika tidak berkenan melakukan, maka diminta untuk bekerja di rumah untuk sementara.
"Kami mengikuti perkembangan covid-19, karena sedang ada peningkatan kasus, maka kami mencegah adanya kegiatan di kampus yang bisa jadi penyebaran virus korona," ujarnya.