Ilustrasi pedagang beras. Foto: Medcom.id/Desi Angriani.
Ilustrasi pedagang beras. Foto: Medcom.id/Desi Angriani.

Bupati Klaten Akan Wajibkan ASN Beli Beras Petani

Media Indonesia.com • 31 Maret 2021 07:56
Klaten: Para petani di Klaten, Jawa Tengah, diminta untuk tidak resah atau khawatir dengan kabar pemerintah akan impor beras. Klaten sebagai lumbung pangan Jawa Tengah bahkan nasional, menolak kebijakan impor beras.
 
"Jadi, Pemkab Klaten menolak impor beras. Pasalnya, produksi padi daerah ini melimpah dan beras pun turah atau berlebih. Perlu diketahui, Klaten 2020 mengalami surplus beras 141.000 ton," kata Bupati Sri Mulyani, Selasa, 30 Maret 2021.
 
Kebijakan Pemkab Klaten menolak impor beras, karena ketersediaan pangan (beras) melimpah. Hasil panen tahun ini sampai Maret, Klaten sudah surplus sekitar 75.000 ton beras dan pada April masih akan panen raya.

Dengan demikian, lanjut Sri Mulyani, Klaten dengan tegas menolak impor beras. Karena itu, petani kini tidak perlu khawatir. Meski sempat  mengeluh lantaran harga jual gabah hasil panen raya ini mengalami penurunan.
 
"Nah, untuk membantu petani, ke depan seluruh 9.300 ASN Pemkab Klaten akan saya instruksikan untuk membeli beras dari petani. Regulasinya nanti diatur oleh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait," ujarnya.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Widiyanti, melaporkan target kinerja DPKPP 2021, yakni peningkatan produktivitas padi 6,3 ton gabah kering giling (GKG) per hektare dengan luas tanam padi sekitar 70.000-an hektare,
 
Baca juga: GeNose C19 Mulai Tersedia di Bandara SMB II Palembang per 1 April
 
Ia menyebutkan produksi diperkirakan sekitar 400.000 ton GKG. Sedangkan pada 2020, produksi 267.000 ton setara beras dan konsumsi 126.000 ton. Sehingga, Klaten surplus 141.000 ton.
 
Menurut Widiyanti, luas panen pada Maret 11.000 hektare, April 10.000 hektare, Mei 4.500 hektare, dan Juni 6.000 hektare. Jika dihitung hasil panen April-Juni sudah cukup untuk kebutuhan Klaten sampai Oktober 2021.
 
"Jadi, Klaten tidak perlu khawatir akan kekurangan pangan. Ketersediaan pangan dari hasil panen petani melimpah," imbuh Widiyanti.
 
Terkait dengan target produktivitas padi 6,3 ton GKG per hektare, Widiyanti mengakui bahwa untuk merealisasikan ada kendala yang dihadapi. Salah satunya hama dan penyakit atau organisme pengganggu tumbuhan (OPT).
 
"Karena itu, dengan dilaksanakannya bimbingan teknis diharapkan para kelompok tani dapat memahami teknis pengendalian hama. Sehingga, target produktivitas 6,3 ton GKG dapat dicapai," kata Widiyanti. (Djoko Sardjono).

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan