Yogyakarta: Aktivitas kegempaan di puncak Gunung Merapi didominasi dengan gempa guguran atau RF.
"Selama sepekan dari 22-28 Oktober, terbanyak adalah gempa guguran atau RF yang mencapai 1.199 kali," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Jumat, 29 Oktober 2021.
Menurut dia, kegempaan lainnya yang tercatat oleh seismogram juga mencatat adanya gempa lainnya, antara lain 2 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 1 kali gempa Low Frekuensi (LF), 46 kali gempa Fase Banyak (MP), 93 kali gempa Hembusan (DG), dan 82 kali gempa Tektonik (TT).
"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan dengan minggu lalu," ujarnya seraya menambahkan, tingginya intensitas kegempaan guguran tersebut tidak berpengaruh pada aktivitas secara keseluruhan.
Hanik menjelaskan teramati pula adanya asap berwarna putih, tipis hingga sedang, tekanan lemah dan tinggi asap mencapai 200 meter dari puncak.
Baca juga: Digigit Anjing Rabies, Bocah di Ende Meninggal
"Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut," kata Hanik.
Dikatakan, analisis morfologi dari Stasiun Kamera Deles, Tunggularum, Ngepos, dan Babadan2, tidak teramati adanya perubahan morfologi baik kubah barat daya maupun kubah tengah yang signifikan. Volume kubah lava barat daya sebesar 1.609.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.927.000 meter kubik.
Pada minggu ini, jelasnya, juga terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 31 mm/jam selama 35 menit di Pos Ngepos pada tanggal 27 Oktober 2021. Namun tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
"Aktivitas vulkanis Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga atau level III," tegas Hanik. (Agus Utantoro)
Yogyakarta: Aktivitas kegempaan di puncak
Gunung Merapi didominasi dengan gempa guguran atau RF.
"Selama sepekan dari 22-28 Oktober, terbanyak adalah gempa guguran atau RF yang mencapai 1.199 kali," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Jumat, 29 Oktober 2021.
Menurut dia, kegempaan lainnya yang tercatat oleh seismogram juga mencatat adanya gempa lainnya, antara lain 2 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 1 kali gempa Low Frekuensi (LF), 46 kali gempa Fase Banyak (MP), 93 kali gempa Hembusan (DG), dan 82 kali gempa Tektonik (TT).
"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan dengan minggu lalu," ujarnya seraya menambahkan, tingginya intensitas kegempaan guguran tersebut tidak berpengaruh pada aktivitas secara keseluruhan.
Hanik menjelaskan teramati pula adanya asap berwarna putih, tipis hingga sedang, tekanan lemah dan tinggi asap mencapai 200 meter dari puncak.
Baca juga:
Digigit Anjing Rabies, Bocah di Ende Meninggal
"Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut," kata Hanik.
Dikatakan, analisis morfologi dari Stasiun Kamera Deles, Tunggularum, Ngepos, dan Babadan2, tidak teramati adanya perubahan morfologi baik kubah barat daya maupun kubah tengah yang signifikan. Volume kubah lava barat daya sebesar 1.609.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.927.000 meter kubik.
Pada minggu ini, jelasnya, juga terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 31 mm/jam selama 35 menit di Pos Ngepos pada tanggal 27 Oktober 2021. Namun tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
"Aktivitas vulkanis Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga atau level III," tegas Hanik. (Agus Utantoro)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)