Ende: Seorang anak berinisial YN warga Desa Embuzozo, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, dinyatakan meninggal di RSUD Ende pada Senin, 25 Oktober 2021. Bocah sembilan tahun itu berpulang usai terkena gigitan anjing rabies pada Minggu, 24 Oktober 2021.
Pelaksana tugas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, Maria Agustina P Tondong, mengatakan setelah digigit anjing, yang bersangkutan sempat menjalani perawatan di rumah sakit.
"Dalam perawatan, bocah ini mengalami gejala suspek rabies seperti panas, berkeringat banyak dan juga takut pada air. Kita juga sempat beri vaksin antirabies karena itu kasus suspek rabies tetapi dalam perjalanan yang bersangkutan dinyatakan meninggal di rumah sakit," papar dia, Sabtu, 30 Oktober 2021.
Untuk menghindari penularan, kata dia, ada 21 warga Desa Embuzozo yang terpaksa diberikan vaksinasi antirabies, guna menghindari penularan.
Baca juga: Kecurangan SKD CASN Terindikasi di 3 Kabupaten di Sulsel
"Jadi ada 21 warga kita berikan suntikan vaksin antirabies," terang Maria.
Sementara itu, pemerhati rabies dari Rumah Sakit TC Hillers Maumere, Asep Purnama, membenarkan peristiwa ada bocah sembilan tahun di Ende yang meninggal akibat gigitan anjing rabies.
Menurut dia, selama 2021, bocah itu merupakan korban kedua dari Ende, dan korban ke 7 dari Flores yang meninggal akibat rabies. Hal ini dikarenakan rabies memang mematikan.
"Jika sudah muncul gejala neurologi akut, hydrophobia dan acrophobia, tidak ada cara apa pun untuk menolongnya," papar Asep.
Meskipun rabies mematikan, kata dia, bisa dicegah dengan melakukan pencegahan pasca-paparan (PPP) seperti cuci luka dengan sabun dan air mengalir, berikan vaksin antirabies, dan berikan serum antirabies jika ada indikasi.
"Ada tujuh korban yang meninggal di Flores akibat gigitan anjing rabies semuanya tidak melakukan pencegahan pasca-paparan. Ini yang kita sangat disayangkan," ungkap dia.
Asep menambahkan selain pencegahan di hilir dengan pencegahan pasca paparan, ada satu lagi pencegahan di hulu yang tidak kalah pentingnya, yaitu vaksinasi anjing (hewan penular rabies).
"Meski pandemi yang sedang menguasai, jangan lupakan rabies yang senantiasa menghantui. Jadi saya minta semua warga semakin peduli akan upaya pencegahan rabies dalam rangka menuju Flores Lembata bebas rabies 2030," jelasnya. (Gabriel Langga)
Ende:
Seorang anak berinisial YN warga Desa Embuzozo, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, dinyatakan meninggal di RSUD Ende pada Senin, 25 Oktober 2021. Bocah sembilan tahun itu berpulang usai terkena gigitan anjing rabies pada Minggu, 24 Oktober 2021.
Pelaksana tugas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, Maria Agustina P Tondong, mengatakan setelah digigit anjing, yang bersangkutan sempat menjalani perawatan di rumah sakit.
"Dalam perawatan, bocah ini mengalami gejala suspek rabies seperti panas, berkeringat banyak dan juga takut pada air. Kita juga sempat beri vaksin antirabies karena itu kasus suspek rabies tetapi dalam perjalanan yang bersangkutan dinyatakan meninggal di rumah sakit," papar dia, Sabtu, 30 Oktober 2021.
Untuk menghindari penularan, kata dia, ada 21 warga Desa Embuzozo yang terpaksa diberikan vaksinasi antirabies, guna menghindari penularan.
Baca juga:
Kecurangan SKD CASN Terindikasi di 3 Kabupaten di Sulsel
"Jadi ada 21 warga kita berikan suntikan vaksin antirabies," terang Maria.
Sementara itu, pemerhati rabies dari Rumah Sakit TC Hillers Maumere, Asep Purnama, membenarkan peristiwa ada bocah sembilan tahun di Ende yang meninggal akibat gigitan anjing rabies.
Menurut dia, selama 2021, bocah itu merupakan korban kedua dari Ende, dan korban ke 7 dari Flores yang meninggal akibat rabies. Hal ini dikarenakan rabies memang mematikan.
"Jika sudah muncul gejala neurologi akut, hydrophobia dan acrophobia, tidak ada cara apa pun untuk menolongnya," papar Asep.
Meskipun rabies mematikan, kata dia, bisa dicegah dengan melakukan pencegahan pasca-paparan (PPP) seperti cuci luka dengan sabun dan air mengalir, berikan vaksin antirabies, dan berikan serum antirabies jika ada indikasi.
"Ada tujuh korban yang meninggal di Flores akibat gigitan anjing rabies semuanya tidak melakukan pencegahan pasca-paparan. Ini yang kita sangat disayangkan," ungkap dia.
Asep menambahkan selain pencegahan di hilir dengan pencegahan pasca paparan, ada satu lagi pencegahan di hulu yang tidak kalah pentingnya, yaitu vaksinasi anjing (hewan penular rabies).
"Meski pandemi yang sedang menguasai, jangan lupakan rabies yang senantiasa menghantui. Jadi saya minta semua warga semakin peduli akan upaya pencegahan rabies dalam rangka menuju Flores Lembata bebas rabies 2030," jelasnya. (Gabriel Langga)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)