Yogyakarta: Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad mengatakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat berpotensi memindahkan kerumunan ke perkampungan.
"Karamaian bisa jadi pindah ke titik lain. Apa tempat lain bisa muncul kerumunan, tapi tidak tampak," kata Riris dalam wawancara daring, Sabtu, 10 Juli 2021.
Ia mengatakan, ada tiga titik utama potensi kerumunan. Mulai tempat kerja, pertokoan atau ritel, dan tempat wisata.
Riris mengungkapkan, tiga titik potensi kerumunan itu harus bisa dipastikan terkendali dengan tidak terjadi kerumunan. Selain itu, kawasan perkampungan harus bisa termonitor tidak terjadi kerumunan hingga mobilitas tinggi warga.
"Kalau kerumunannya pindah, tak akan bisa mengurangi kasus. Kalau bisa banyak warga tinggal di rumah (selama PPKM Darurat) akan bisa menekan kasus," ungkapnya.
Riris menyatakan kunci utama pengendalian penularan covid-19 adalah cakupan masyarakat yang tinggal di rumah. Setidaknya 70 persen, dengan begitu, virus akan kesulitas mencari orang yang belum memiliki kekebalan untuk ditulari," ujarnya.
Baca: Pemkot Malang Targetkan 70% Warga Sudah Vaksinasi pada September 2021
Riris juga berpendapat tingginya penambahan kasus covid-19 dalam masa awal PPKM Darurat merupakan hasil penularan pekan sebelumnya, termasuk di DIY. Ia mengungkapkan, efektivitas PPKM Darurat baru bisa dilihat beberapa waktu ke depan.
Dalam sepekan terakhir, kasus konfirmasi positif covid-19 di DIY konsisten di atas angka 1.000. Rinciannya, 1.665 kasus (9 Juli), 1.424 kasus (8 Juli), 1.370 kasus (7 Juli), 1.386 kasus (6 Juli), 1.465 kasus (5 Juli), 1.615 kasus (4 Juli) dan 1.358 kasus (3 Juli).
Yogyakarta: Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (
UGM) Riris Andono Ahmad mengatakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat
(PPKM) Darurat berpotensi memindahkan kerumunan ke perkampungan.
"Karamaian bisa jadi pindah ke titik lain. Apa tempat lain bisa muncul kerumunan, tapi tidak tampak," kata Riris dalam wawancara daring, Sabtu, 10 Juli 2021.
Ia mengatakan, ada tiga titik utama potensi kerumunan. Mulai tempat kerja, pertokoan atau ritel, dan tempat wisata.
Riris mengungkapkan, tiga titik potensi kerumunan itu harus bisa dipastikan terkendali dengan tidak terjadi kerumunan. Selain itu, kawasan perkampungan harus bisa termonitor tidak terjadi kerumunan hingga mobilitas tinggi warga.
"Kalau kerumunannya pindah, tak akan bisa mengurangi kasus. Kalau bisa banyak warga tinggal di rumah (selama PPKM Darurat) akan bisa menekan kasus," ungkapnya.
Riris menyatakan kunci utama pengendalian penularan covid-19 adalah cakupan masyarakat yang tinggal di rumah. Setidaknya 70 persen, dengan begitu, virus akan kesulitas mencari orang yang belum memiliki kekebalan untuk ditulari," ujarnya.
Baca:
Pemkot Malang Targetkan 70% Warga Sudah Vaksinasi pada September 2021
Riris juga berpendapat tingginya penambahan kasus covid-19 dalam masa awal PPKM Darurat merupakan hasil penularan pekan sebelumnya, termasuk di DIY. Ia mengungkapkan, efektivitas PPKM Darurat baru bisa dilihat beberapa waktu ke depan.
Dalam sepekan terakhir, kasus konfirmasi positif covid-19 di DIY konsisten di atas angka 1.000. Rinciannya, 1.665 kasus (9 Juli), 1.424 kasus (8 Juli), 1.370 kasus (7 Juli), 1.386 kasus (6 Juli), 1.465 kasus (5 Juli), 1.615 kasus (4 Juli) dan 1.358 kasus (3 Juli).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)