Ilustrasi--Seorang calon penumpang KA jarak jauh melakukan tes antigen di Stasiun Madiun, Kamis (23/9/2021). ((ANTARA/HO-Humas Daop 7 Madiun))
Ilustrasi--Seorang calon penumpang KA jarak jauh melakukan tes antigen di Stasiun Madiun, Kamis (23/9/2021). ((ANTARA/HO-Humas Daop 7 Madiun))

PTM di Bandung Akan Dilakukan Tes Covid-19 Acak

Roni Kurniawan • 30 September 2021 17:13
Bandung: Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat, berencana melakukan tes covid-19 secara acak disetiap sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Hal itu sebagai upaya antisipasi adanya klaster baru penyebaran covid-19.
 
Menurut Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, pemkot telah melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah pusat terkait pemberlakuan tes acak covid-19 di instansi pendidikan. Ia menyebut skema tes covid 19 acak akan diambil dari 10 persen jumlah sekolah yang menggelar PTM terbatas.
 
"Jadi skemanya random sampling, total sekolah yang menggelar PTM diambil 10 persen," kata Yana, di Pendopo Kota Bandung, Kamis, 30 September 2021.

Baca juga: Ratusan Kecamatan di Jatim Alami Kekeringan
 
Yana mengungkapkan, jika positivity rate sekolah tersebut rentang 1 sampai 5 persen, akan dilakukan pelacakan kontak erat, sementara PTM Terbatas tetap berjalan. 
 
"Nanti kalau 1-5 itu sekelasnya enggak boleh masuk tapi kalau di atas 5 persen hasilnya sekolah itu di tutup," terang dia.
 
Meski begitu, Yana menuturkan pihaknya masih mengatur waktu pelaksanaan tes covid-19 secara acak di sekolah-sekolah Kota Bandung. Secara teknis, tes covid-19 acak akan dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Kota Bandung.
 
"Keputusannya kan baru tadi malam, nanti dipetakan dulu sama Disdik," jelasnya.
 
Sementara itu Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan, menyebut Kota Bandung rawan terjadi klaster PTM lantaran capaian vaksinasi remaja yang masih rendah.
 
Baca juga: Cianjur Masuk Daerah Penduduk Miskin Ekstrem Tertinggi di Jabar
 
Namun ia merespons positif terkait wacana Kementerian Kesehatan melakukan tes acak covid-19 di instansi pendidikan. Bahkan Kemenkes telah membuat skema pembiayaan di angka Rp515,5 Milliar untuk kebutuhan testing yang dilakukan di sekolah-sekolah.
 
"Kita melihatnya positif. Jadi sampling random itu harus dilakukan di tempat-tempat yang berpotensi klaster, kita evalusi yang berpotensi itu perkantoran, instansi pendidikan, pasar tradisional, Bisa dikatakan penting (tes acak), sebagai pencegahan dan deteksi dini," katanya.
 
Tedy menambahkan, secara teknis Dinkes dan Disdik Kota Bandung dapat bersinergi dalam merumuskan strategi tes acak tersebut.
 
"Bisa dilakukan proporsional, jadi sampling Misalnya 1.000 secara acak, ya seperti survei, kekhawatiran itu ada, tapi tidak besar selama prokes dijaga dengan ketat dan vaksin," beber Tedy.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan