Petugas kebersihan di ruang isolasi di RSUD Kartini Jepara. (Foto: Istimewa)
Petugas kebersihan di ruang isolasi di RSUD Kartini Jepara. (Foto: Istimewa)

Limbah Covid-19 di RSUD Kartini Capai 20 Kg per Hari

Rhobi Shani • 29 April 2020 15:04
Jepara: Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kartini Jepara, Jawa Tengah, menghasilkan sekitar 20 kilogram (kg) limbah medis dari pasien covid-19 setiap hari selama pandemi covid-19. Limbah diambil dari ruang Teratai yang digunakan sebagai lokasi isolasi pasien dalam pengawasan (PDP). 
 
Kepala Bidang Penunjang Medis RSUD Kartini Jepara, Nur Cholis, mengatakan secara keseluruhan limbah medis yang dihasilkan rumah sakit mencapai 200 kg dalam sehari. Khusus ruang isolasi PDP, produksi limbah yakni 20 kg. 
 
“Hampir semuanya limbah padat. Tapi khusus yang dari ruang Teratai semua kami kategorikan sangat infeksius (menular),” ujar Nur Cholis, di RSUD Kartini, Rabu, 29 April 2020.
 
Menurut dia, limbah infeksius dari ruang Teratai mendapatkan perlakuan khusus. Sebelum dibuang, limbah dimasukan ke dalam kantong plastik berwarna kuning, kemudian diikat lalu disemprot cairan disinfektan. Setelah itu, limbah dimasukkan lagi ke dalam kantong plastik berwarna kuning dan diberi label khusus dan disemprotkan lagi cairan disinfektan.

Baca juga: Purworejo Belum Perlu PSBB
 
“(Biasanya) kalau limbah infeksius kantong plastiknya warnanya hitam, tapi ini warnanya kuning. Disemprot disinfektan dua kali, kantong plastiknya rangkap dua dan diberi label,” papar dia.
 
Tak hanya itu, setiap hari ada empat petugas yang membersihkan ruang isolasi secara bergantian. Petugas kebersihan pun dilengkapi alat pelindung diri (APD) level dua. Mereka juga sebelumnya dibekali pelatihan dan pengetahun tentang penanganan limbah perawatan pasien covid-19. 
 
“Limbah sangat infeksius ini maksimal 24 jam harus sudah diangkut. Untuk pengangkutan kami sudah ada pihak ketiga. Jadi setiap hari harus diambil,” jelas dia.
 
Nur Cholis menambahkan, tidak semua alat pelindung diri yang digunakan di ruang isolasi dimusnahkan. Khusus untuk masker N95, kaca mata, pelindung wajah, dan sepatu disterilisasi untuk dipakai kembali. Sterilisasi menggunakan dua metode, yaitu kering dan basah.
 
“Alat sterilisasi kami sudah punya sendiri. Khusus untuk (masker) N95 memang standarnya bisa disterilisasi maksimal lima kali. Selain itu, kemarin-kemarin harga N95 mahal dan langka,” pungkas dia.
 
Informasi lengkap tentang perkembangan penanganan pandemi covid-19 bisa langsung diakses di sini (https://www.medcom.id/corona).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan