Sejumlah warga di Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (14/12/2021) berlarian saat gempa 7,5 magn itudo terjadi di Laut Flores. (FOTO ANTARA/HO-Aty)
Sejumlah warga di Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (14/12/2021) berlarian saat gempa 7,5 magn itudo terjadi di Laut Flores. (FOTO ANTARA/HO-Aty)

Aktivitas Gempa Susulan Laut Flores Menurun

Antara • 18 Desember 2021 14:45
Flores: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat aktivitas gempa susulan usai gempa kuat di Laut Flores magnitudo 7,4 pada 14 Desember 2021 semakin menurun.
 
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan hasil monitoring BMKG hingga hari ini pukul 09.00 WIB, menunjukkan telah terjadi 724 kali gempa susulan dengan magnitudo gempa susulan terbesar mencapai 5,4, sedangkan magnitudo gempa susulan terkecil 1,0.
 
"Jika mencermati aktivitas gempa Laut Flores, tampak produktivitas gempa susulan yang terjadi cukup banyak. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini masih terjadi proses rilis energi di sekitar lokasi pusat gempa tersebut," kata Daryono dalam keterangan pers, Sabtu, 18 Desember 2021.

Baca: Pemkab Lombok Timur Buat 23 sumur Bor Atasi Kriris Air Bersih
 
Dia menjelaskan ini juga membuktikan bahwa sebaran stasiun seismik BMKG di sekitar pusat gempa sudah cukup baik, sehingga gempa kecil pun dapat terekam dengan baik.
 
"Melihat tren aktivitas gempa susulan di Laut Flores terkini sudah menunjukkan aktivitas penurunan, baik dalam jumlah aktivitas dan besarnya magnitudo," jelas Daryono.
 
Dia menjelaskan pada hari pertama terjadi gempa, Selasa, 14 Desember 2021, gempa susulan terjadi 265 kali, pada Rabu, 15 Desember 2021 terjadi 230 kali, Kamis, 16 Desember 2021 terjadi 145 kali, Jumat, 17 Desember 2021 terjadi 74 kali, dan Sabtu, 18 Desember 2021 pukul 9.00 WIB sudah terjadi sebanyak 10 kali.
 
Daryono mengimbau kepada masyarakat tidak perlu takut dengan banyaknya jumlah gempa susulan.
 
"Gempa susulan adalah proses bekerjanya gaya tektonik dalam mencari kesetimbangan baru pasca-terjadinya deformasi atau patahan besar pada kerak bumi di sumber gempa, sehingga gempa susulan lazim terjadi pasca- terjadinya gempa besar," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan