Bogor: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memberikan penjelasan terkait fenomena hujan es yang terjadi di sejumlah wilayah. Salah satunya di daerah Bogor, pada Rabu petang, 23 September 2020.
"Fenomena hujan es (hail) terjadi ketika hujan dari awan kumulonimbus," ujar Kepala Stasiun Meteorologi Citeko, Asep Firman Ilahi, melansir Antara.
Menurutnya, butiran es dihasilkan dari partikel hujan melewati lingkungan yang super dingin, biasanya mencapai suhu lingkungan lebih rendah dari minus 50 derajat celsius.
Baca juga: Kota Cimahi Dilanda Hujan Butiran Es
"Kemunculannya bisa dipantau hanya melalui radar atau satelit. Apabila awan kumulonimbusnya besar, bisa diukur dengan satelit suhu puncak awannya dalam mode infra merah," kata Asep.
Meski begitu, hingga kini Stasiun Meteorologi Citeko belum dapat mengukur curah hujan di wilayah Bogor, pasalnya Kawasan Puncak tempat pengukuran BMKG baru diguyur hujan saat hujan es di wilayah Kota Bogor sudah reda.
"Di Puncak baru saja mulai hujan, (curah hujan) belum dapat diukur. Kalau untuk daerah Bogor Kota biasanya dipantau dari ARG Kebun Raya, tapi update-nya nanti pukul 19.00 WIB," jelasnya.
Butiran es batu turun bersamaan hujan di sebagian wilayah Kota Bogor sekitar pukul 17.00 WIB, di antaranya terjadi di kawasan Kelurahan Kencana.
Salah satu warga Perumahan Citra Kencana, Apri, 38, menyebutkan butiran es berukuran satu ruas jari sempat membuat berisik atap rumahnya saat turun bersama air hujan.
"Tadi depan rumah banyak banget pas hujan deras," kata Apri.
Selain di Bogor, hujan butiran es juga terjadi di Kota Cimahi, Jawa Barat.
Bogor: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memberikan penjelasan terkait fenomena
hujan es yang terjadi di sejumlah wilayah. Salah satunya di daerah Bogor, pada Rabu petang, 23 September 2020.
"Fenomena hujan es (hail) terjadi ketika hujan dari awan kumulonimbus," ujar Kepala Stasiun Meteorologi Citeko, Asep Firman Ilahi, melansir
Antara.
Menurutnya, butiran es dihasilkan dari partikel hujan melewati lingkungan yang super dingin, biasanya mencapai suhu lingkungan lebih rendah dari minus 50 derajat celsius.
Baca juga:
Kota Cimahi Dilanda Hujan Butiran Es
"Kemunculannya bisa dipantau hanya melalui radar atau satelit. Apabila awan kumulonimbusnya besar, bisa diukur dengan satelit suhu puncak awannya dalam mode infra merah," kata Asep.
Meski begitu, hingga kini Stasiun Meteorologi Citeko belum dapat mengukur curah hujan di wilayah Bogor, pasalnya Kawasan Puncak tempat pengukuran BMKG baru diguyur hujan saat hujan es di wilayah Kota Bogor sudah reda.