Surabaya: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Timur mencatat angka pengangguran mencapai 1,3 juta orang selama 2020. Angka itu naik 300 ribu dari tahun 2019 sebanyak 1 juta orang.
"Ada penambahan sekitar 300 ribu orang nganggur di Jatim. Kebanyakan angka pengangguran berasal dari lulusan SMA dan SMK," kata Kepala Disnakertrans Jatim, Himawan Estu Bagijo, saat dikonfirmasi, Senin, 25 Januari 2021.
Baca: PPKM di Cirebon Diperpanjang Hingga 8 Februari
Himawan menjelaskan tingginya angka pengangguran di Jatim dampak dari pandemi covid-19. Sebab sebelum pandemi, angka pengangguran hanya sebesar 3,6 persen, sementara kini mencapai 5,26 persen pada 2020.
"Selama pandemi ini, banyak pekerja terkena PHK, termasuk pekerja migran yang dipulangkan (kontrak tak diperpanjang). Lalu siswa yang baru lulus tingkat SMA/SMK belum mendapat kerja, juga belum bisa berangkat menjadi pekerja migran," jelasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, mencatat angkatan kerja di Jatim mencapai 22,26 juta jiwa per Agustus 2020, naik 396,37 ribu atau 1,81 persen dibandingkan Agustus 2019. Sedangkan angka pengangguran mencapi 1,30 juta jiwa.
Sementara Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jatim, juga meningkat sebesar 2,88 persen poin. Sampai Agustus 2020 TPT Jatim jadi 5,84 persen dari 3,82 persen. Lalu pengangguran terbuka terbanyak ada di perkotaan mencapai 7,37 persen, dan pedesaan sebesar 4,13 persen.
Berdasarkan tingkat pendidikan, pengangguran terbuka lulusan SMK masih dominan dengan kontribusi sebesar 11,89 persen, dan SMA 9,34 persen. Dibandingkan Agustus 2019 ada kenaikan TPT di semua tingkat pendidikan, tertinggi pada lulusan SMK mencapai 3,50 persen poin, diploma naik 2,91 persen poin, dan SMA naik sebesar 2,46 persen poin.
Surabaya: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Timur mencatat angka
pengangguran mencapai 1,3 juta orang selama 2020. Angka itu naik 300 ribu dari tahun 2019 sebanyak 1 juta orang.
"Ada penambahan sekitar 300 ribu orang nganggur di Jatim. Kebanyakan angka pengangguran berasal dari lulusan SMA dan SMK," kata Kepala Disnakertrans Jatim, Himawan Estu Bagijo, saat dikonfirmasi, Senin, 25 Januari 2021.
Baca:
PPKM di Cirebon Diperpanjang Hingga 8 Februari
Himawan menjelaskan tingginya angka pengangguran di Jatim dampak dari pandemi covid-19. Sebab sebelum pandemi, angka pengangguran hanya sebesar 3,6 persen, sementara kini mencapai 5,26 persen pada 2020.
"Selama pandemi ini, banyak pekerja terkena PHK, termasuk pekerja migran yang dipulangkan (kontrak tak diperpanjang). Lalu siswa yang baru lulus tingkat SMA/SMK belum mendapat kerja, juga belum bisa berangkat menjadi pekerja migran," jelasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, mencatat angkatan kerja di Jatim mencapai 22,26 juta jiwa per Agustus 2020, naik 396,37 ribu atau 1,81 persen dibandingkan Agustus 2019. Sedangkan angka pengangguran mencapi 1,30 juta jiwa.
Sementara Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jatim, juga meningkat sebesar 2,88 persen poin. Sampai Agustus 2020 TPT Jatim jadi 5,84 persen dari 3,82 persen. Lalu pengangguran terbuka terbanyak ada di perkotaan mencapai 7,37 persen, dan pedesaan sebesar 4,13 persen.
Berdasarkan tingkat pendidikan, pengangguran terbuka lulusan SMK masih dominan dengan kontribusi sebesar 11,89 persen, dan SMA 9,34 persen. Dibandingkan Agustus 2019 ada kenaikan TPT di semua tingkat pendidikan, tertinggi pada lulusan SMK mencapai 3,50 persen poin, diploma naik 2,91 persen poin, dan SMA naik sebesar 2,46 persen poin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)