Tempat usaha warga rusak akibat pergeseran tanah di Desa Suka Damai, Lembah Seulawah, Aceh Besar yang terjadi sejak Kamis, 26 Januari 2023, di Aceh Besar, Rabu, 1 Februari 2023. Antara/HO/BPBD Aceh Besar
Tempat usaha warga rusak akibat pergeseran tanah di Desa Suka Damai, Lembah Seulawah, Aceh Besar yang terjadi sejak Kamis, 26 Januari 2023, di Aceh Besar, Rabu, 1 Februari 2023. Antara/HO/BPBD Aceh Besar

Fenomena Pergerakan Tanah di Aceh karena Ada Batuan Tuf

Antara • 02 Februari 2023 19:03
Banda Aceh: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh menyatakan fenomena pergerakan tanah yang terjadi di kawasan lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, karena adanya jenis batuan berupa lapisan satuan tuf.
 
"Di situ (Seulawah) memang kondisi tanahnya ada lapisan satuan tuf, yaitu batuan hasil letusan formasi gunung berapi Lamteuba," kata Kepala Dinas ESDM Aceh, Mahdinur, di Banda Aceh, Kamis, 2 Februari 2023.
 
Baca: Longsor di Kuningan Jabar, 1 Warga Tewas

Sebelumnya tanah di Desa Suka Damai, Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, mengalami pergeseran sejak sepekan terakhir, dan kondisinya semakin meluas hingga saat ini sudah mencapai kedalaman 1,3 meter.
 
Untuk mengetahui penyebabnya, Dinas ESDM Aceh telah melakukan peninjauan, penyelidikan, pengamatan dan analisa bersama tim geologi pada di lintasan badan jalan nasional Km 80-81 di lembah Seulawah itu hingga sudah diketahui permasalahannya.

Mahdinur menyampaikan batuan dalam satuan tuf tersebut lebih cepat
mengalami swelling (mengembang) atau tingkat pengembangan yang tinggi. Sehingga, saat berada pada situasi hujan deras maka tanah di sana akan labil.
 
"Kemudian saat curah hujan tinggi maka tingkat lempengan juga tinggi, sehingga ada akumulasi air dan menjadi beban, maka dari situ berpotensi terjadinya longsor," jelasnya.
 
Apalagi menurut Mahdinur kawasan tersebut setiap harinya juga dilewati mobil pengangkutan dengan beban tinggi, dan kondisi itu juga mempengaruhi terjadinya pergerakan tanah.
 
Pergerakan tanah di sana akan kembali terjadi jika terus diguyur hujan deras, dan tidak akan berhenti sampai dia menemukan titik keseimbangan.
 
Namun untuk titik akhirnya sampai di mana sejauh ini belum diketahui, maka perlu segera dilakukan kajian secara mendalam sampai ditemukan solusi konkrit mengatasi peristiwa ini.
 
"Memang bisa saja ditimbun, tetapi dikhawatirkan bisa berulang kembali, jadi tidak tuntas. Maka perlu dikaji secara akademis dan mendetail untuk bisa ditangani secara baik," ungkapnya.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan