Prosesi pemakaman salah satu suporter PSS Sleman, Tri Fajar Firmansyah yang wafat dampak kericuhan antarsuporter yang terjadi pada Senin, 25 Juli lalu. Foto: istimewa
Prosesi pemakaman salah satu suporter PSS Sleman, Tri Fajar Firmansyah yang wafat dampak kericuhan antarsuporter yang terjadi pada Senin, 25 Juli lalu. Foto: istimewa

Gubernur DIY Siap Fasilitasi Perdamaian Suporter

Ahmad Mustaqim • 04 Agustus 2022 23:30
Yogyakarta: Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X mengaku bersedia menjadi fasilitator agar suporter sepak bola di daerahnya tidak bermusuhan. Sebelum itu, ia menginginkan kelompok suporter memiliki keinginan pribadi untuk menyudahi permusuhan. 
 
"Bukannya saya akan yang minta (jadi fasilitator). Saya ingin mereka punya kesadaran bersama berdialog," kata Sultan di Yogyakarta, Kamis, 4 Agustus 2022. 
 
Keprihatinan Sultan ini atas meninggalnya salah satu suporter PSS Sleman, Tri Fajar Firmansyah. Tri Fajar meninggal setelah mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSPAU) Hardjolukito Bantul, Yogyakarta. Tri Fajar harus dirawat di rumah sakit karena sempat dikeroyok sejumlah orang yang hampir bersamaan dengan kerusuhan suporter pada 25 Juli lalu. 

Sultan tak bermaksud membela salah satu tim. Namun, ia menekankan menjadi suporter harus bisa menjaga kerukunan antarsesama. 
 
Baca juga: 2 Pelaku Pengeroyokan Suporter PSS Sleman Ditangkap

"Harapan saya, bagaimana apakah itu terkait suporter atau tidak momentumnya beda karena bukan peetandingan. Hanya lewat mungkin yg kena individual. Kebetulan karena (korban salah satu suporter) PSS," katanya. 
 
Ia menegaskan tak keberatan bila harus memfasilitasi perdamaian suporter di Yogyakarta. Ia menekankan suporter pendukung tim manapun di DIY harus jadi bagian dalam menjaga persaudaraan. 
 
"Jangan berkelompok-kelompok. Olahraga mestinya membangun solidaritas untuk berprestasi, bukan malah olahraga menjadi (medium) tindakan yang tidak manusiawi," ujarnya. 
 
Ia mengaku tak suka bila adanya perbedaan lebih didengungkan hingga menimbulkan permusuhan. Sultan menyatakan setiap warga di teritorialnya harus jadi warganya. 
 
"Bagaimanapun masyarakat Jogja masyarakat kita juga, termasuk suporter. Jangan selalu terjadi tindakan-tindakan yang berkonsekuensi berat. Kalau bersorak-sorak biasa," ungkap dia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan