Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kotawaringin Timur, Suparmadi, mengatakan harus ada kerjasama dari semua pihak untuk mencapai target tersebut.
"Upaya penurunan angka stunting di Kabupaten Kotawaringin Timur masih harus ditingkatkan agar target penurunan stunting yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat sebesar 14 persen pada tahun 2024 dapat tercapai," kata Suparmadi di Sampit, Kamis, 4 Agustus 2022.
| Baca: Wapres Instruksikan Kejar Target Penurunan Stunting 14 Persen |
Dia menjelaskan sejak 2019 pemerintah pusat menetapkan Kotawaringin Timur sebagai salah satu kabupaten lokus penanganan stunting. Sejak saat itu pula penanganan stunting menjadi salah satu prioritas daerah di Kabupaten Kotawaringin Timur.
Berdasarkan data dari riset kesehatan dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI 2018, angka prevalensi stunting di Kotawaringin Timur sebesar 48,84 persen. Ini merupakan yang tertinggi di Kalimantan Tengah.
"Memasuki 2021, mengacu kepada data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan RI, angka prevalensi stunting di Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar 32,5 persen, tertinggi ketiga setelah Kabupaten Gunung Mas dan Barito Timur," jelasnya.
Mengacu pada data elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) dari Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, data prevalensi stunting di Kotawaringin Timur per 31 Desember 2021 sebesar 23,2 persen, menurun 4,2 persen dari 2020 yang sebesar 27,4 persen.
"Dari data tersebut, walaupun mengalami penurunan, diketahui ada tiga kecamatan dengan angka stunting tertinggi yaitu Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Pulau Hanaut dan Baamang. Selain itu, ada tiga kecamatan yang mengalami kenaikan angka stunting yaitu Kecamatan Kota Besi, Cempaga dan Mentaya Hilir Selatan," ungkap Suparmadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id