Dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari laman Anadolu Agency, Otoritas Penerbangan Sipil Sudan mengatakan bahwa ruang udara akan tetap ditutup untuk semua penerbangan hingga 31 Juli.
"Hanya penerbangan bantuan kemanusiaan dan evakuasi yang akan dibebaskan dari penutupan," lanjut otoritas tersebut.
Sudan dilanda peperangan antara militer nasional dan RSF sejak April lalu, dalam konflik yang menewaskan hampir 3.000 warga sipil dan melukai ribuan lainnya, menurut catatan petugas medis setempat.
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) memperkirakan bahwa hampir tiga juta warga SUdan telah mengungsi akibat konflik saat ini.
Beberapa perjanjian gencatan senjata yang ditengahi mediator Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) telah gagal mengakhiri kekerasan di negara tersebut.
Sebelumnya, Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa Sudan berada di ambang "perang saudara berskala penuh." Pernyataan disampaikan di saat bentrokan sengit antara para jenderal yang bersaing terus berlanjut di ibu kota Khartoum.
Disampaikan oleh wakil juru bicara sekjen PBB Farhan Haq, Guterres memperingatkan pada Sabtu malam bahwa perang antara militer Sudan dan pasukan paramiliter RSF kemungkinan besar akan mengguncang seluruh wilayah.
Baca juga: Sekjen PBB: Sudan Kian Dekat Menuju 'Perang Saudara Berskala Penuh'
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News