Beberapa hari usai kehebohan ini, muncul kabar bahwa Mesir juga disebut dalam dokumen rahasia AS. Mesir diduga sedang diam-diam berusaha memasok persenjataan ke Rusia yang hingga kini masih menggempur Ukraina.
Walau pejabat Mesir membantah kebocoran ini, sejumlah analis di negara itu meyakini bahwa jika pada akhirnya dugaan itu terbukti benar, maka Mesir kemungkinan akan menghadapi "dampak serius."
Dalam dokumen, ada indikasi bahwa Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi ingin memproduksi 40.000 roket untuk Rusia.
Mengutip dari laman The New Arab, Selasa, 11 April 2023, Sisi disebut telah menginstruksikan para bawahannya untuk merahasiakan hal ini guna menghindari masalah dengan Barat, lapor kantor berita Washington Post pada Senin, mengutip bocoran dokumen rahasia AS.
Pada larut malam di hari yang sama, sumber resmi Mesir yang dikutip saluran televisi Al-Qahera News menyangkal kebocoran tersebut, dengan mengatakan bahwa informasi itu "salah" dan "tidak berdasar."
"Mesir mengikuti kebijakan yang seimbang dengan semua pihak internasional, dengan perdamaian, stabilitas dan pembangunan menjadi penentu utama dari kebijakan tersebut," kata sumber itu, mengacu pada konflik Rusia-Ukraina yang sudah berlangsung selama lebih dari satu tahun.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menjadi salah satu pendukung awal Sisi, bahkan sebelum ia menjabat sebagai presiden di tahun 2014.
Informasi yang dirinci dalam laporan tersebut berasal dari kumpulan dokumen rahasia yang diunggah pada Februari dan Maret di Discord, aplikasi obrolan populer di kalangan gamer, kata Washington Post, tanpa melampirkan tangkapan layar dari dokumen yang dipermasalahkan di artikel tersebut.
Pada Februari 2020, Mesir mengumumkan rencana tiga tahun untuk mengembangkan produksi senjata dan amunisi oleh perusahaan terafiliasi Kementerian Negara untuk Produksi Militer, dengan total investasi sekitar 7,5 miliar pound Mesir.
Sejumlah pakar politik, sementara itu, pesimistis pemerintahan Sisi akan mendapat konsekuensi berat atas kontroversi ini.
"Sisi pernah berselisih dengan pemerintahan AS di bawah Presiden Joe Biden atas catatan hak asasi manusia serta hubungannya yang kontroversial dengan Tiongkok dan Rusia," kata seorang profesor ilmu politik Universitas Kairo yang enggan menyebutkan nama.
Mesir adalah salah satu sekutu terdekat AS di Timur Tengah, dan telah menerima lebih dari USD1 miliar setiap tahun dalam bentuk bantuan militer dari Washington.
Baca juga: Menhan AS: Kami 'Sangat Serius' Tangani Kebocoran Dokumen Rahasia
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News