Kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon, sekutu Hamas, menghujani Israel utara dengan roket, sehari setelah serangan Israel menewaskan salah satu komandan seniornya.
Menteri Luar Negeri Blinken, yang berada di Doha pada perhentian terakhir turnya untuk mempromosikan peta jalan gencatan senjata Presiden Joe Biden di Gaza mengatakan, Amerika Serikat akan bekerja dengan mitra regional untuk ‘mencapai kesepakatan’.
Hamas pada Selasa malam menyampaikan tanggapannya kepada mediator Qatar dan Mesir, dan Blinken mengatakan beberapa usulan amandemen “dapat diterapkan dan ada pula yang tidak”.
Seorang pejabat senior Hamas, Osama Hamdan mengatakan, pihaknya mengupayakan gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, namun tuntutan tersebut ditolak oleh Israel.
Rencana tiga tahap tersebut – yang didukung oleh Dewan Keamanan PBB dan negara-negara Arab – mencakup gencatan senjata selama enam minggu, pertukaran sandera-tahanan dan rekonstruksi Gaza yang didukung secara internasional.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan, “Banyak tuntutan Hamas yang kecil dan tidak terduga, sementara yang lainnya berbeda secara substansial dari apa yang diuraikan dalam resolusi Dewan Keamanan PBB.”
Dilansir dari AFP, Kamis, 13 Juni 2024, Blinken mengatakan, Israel berada di balik rencana tersebut. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang pemerintahannya memiliki anggota sayap kanan yang sangat menentang kesepakatan tersebut, belum secara resmi mendukungnya.
Kantor Netanyahu mengatakan dia mengadakan "penilaian keamanan" pada Rabu "mengingat perkembangan di utara dan tanggapan negatif Hamas terhadap masalah pembebasan sandera".
Diplomat terkemuka AS tersebut menyatakan harapannya bahwa kesenjangan dapat diatasi.
“Kita harus melihat dalam beberapa hari mendatang apakah kesenjangan tersebut dapat dijembatani,” tegas Blinken.
AS mendorong agar Israel dan Hamas mendukung proposal gencatan senjata yang mereka usulkan. Resolusi terbaru di Dewan Keamanan PBB juga menyetujui proposal gencatan senjata yang telah diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bulan lalu. AS mengeklaim bahwa proposal Biden tersebut telah diterima oleh Israel.
Dalam pemungutan suara resolusi di DK PBB, 14 anggota memberikan suara mendukung dan Rusia abstain.
AS telah menyelesaikan teks resolusi pada hari Minggu kemarin setelah negosiasi di antara anggota dewan berlangsung selama enam hari. Resolusi itu mendesak Israel dan Hamas "untuk sepenuhnya menerapkan ketentuan-ketentuan (resolusi) tanpa penundaan dan syarat."
Baca juga: AS Gelontorkan Tambahan Rp6,5 Triliun untuk Bantu Warga Sipil Palestina
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News