Addis Ababa: Pemerintah Indonesia sangat aktif dan sukses menyelenggarakan kegiatan diplomasi bahasa dan seni budaya baik melalui program yang diselenggarakan di dalam maupun di luar negeri. Ribuan pemuda internasional belajar di Indonesia melalui program beasiswa Indonesia.
Ribuan lainnya berkumpul dan belajar di perwakilan RI di luar negeri. Namun, mempelajari bahasa dan seni Indonesia itu saja tidak cukup. Setidaknya ini yang diutarakan oleh Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika Al Busyra Basnur.
Baca: 46 Pemuda Asing Belajar Seni dan Budaya Indonesia Secara Virtual.
“Pengetahuan sahabat muda Indonesia di luar negeri itu harus diperkaya dan diperkuat dengan keterampilan dan keterlibatan mereka di dalam proyek-proyek kolektif yang benar-benar membuat mereka membutuhkan dan berpartner dengan Indonesia serta berbuat bersama Indonesia untuk kepentingan global,” kata Dubes Al Busyra ketika berbicara pada webinar internasional mengenai diplomasi bahasa dan seni Indonesia, Selasa 28 September 2021.
Acara yang dihadiri hampir 300 peserta itu diselenggarakan oleh Universitas Negeri Semarang (UNS), bekerjasama dengan Kedutaan Besar RI Addis Ababa dan Kedutaan Besar RI, Vientiane.
Beberapa program beasiswa Indonesia yang diberikan kepada sahabat muda Indonesia di luar negeri antara lain Darmasiswa RI, Kemitraan Negara Berkembang (KNB), dan Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI).
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Laos, Dr. Pratito Soeharyo antara lain mengatakan bahwa KBRI Vientiane sangat aktif menyelenggarakan kegiatan diplomasi bahasa dan seni Indonesia, termasuk mengadakan berbagai pelatihan yang difasilitasi oleh KBRI.
Dubes Pratito juga menekankan pentingnya upaya meningkatkan pemberian beasiswa seni dan budaya kepada mahasiswa asing.
“Dengan memiliki pengetahuan seni dan budaya Indonesia, tentu pemahaman mereka terhadap Indonesia semakin baik untuk kemudian bisa mengembangkan kerjasama di bidang-bidang strategis yang lain,” ucap Dubes Pratito.
24 September 2021, BSBI resmi dibuka oleh Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Teuku Faizasyah. Karena pandemi covid-19, 46 peserta dari 21 negara di Asia, Eropa, dan Pasifik akan bergabung melalui program virtual.
Kini dengan inovasi mengoptimalkan penggunaan teknologi digital, BSBI dilaksanakan secara virtual. Kemenlu pun merancang program virtual BSBI untuk memungkinkan keterlibatan dengan latar belakang peserta yang lebih luas.
“Berbeda dari program Indonesian Arts and Culture Scholarship (IACS/atau nama BSBI dalam bahasa Inggris) sebelumnya kali ini kami memiliki peserta yang beragam dari mahasiswa, dosen, seniman profesional hingga ilmuwan etnomusikologi,” ucap Teuku Faizasyah.
Kemajuan teknologi digital juga memungkinkan Kemenlu untuk merancang kurikulum yang memberikan lebih banyak fleksibilitas bagi para peserta. Selama dua bulan ke depan, mulai 25 September 2021 sampai dengan 14 November 2021, seluruh peserta akan mengikuti pelatihan selama dua jam dua kali seminggu.
Ribuan lainnya berkumpul dan belajar di perwakilan RI di luar negeri. Namun, mempelajari bahasa dan seni Indonesia itu saja tidak cukup. Setidaknya ini yang diutarakan oleh Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika Al Busyra Basnur.
Baca: 46 Pemuda Asing Belajar Seni dan Budaya Indonesia Secara Virtual.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Pengetahuan sahabat muda Indonesia di luar negeri itu harus diperkaya dan diperkuat dengan keterampilan dan keterlibatan mereka di dalam proyek-proyek kolektif yang benar-benar membuat mereka membutuhkan dan berpartner dengan Indonesia serta berbuat bersama Indonesia untuk kepentingan global,” kata Dubes Al Busyra ketika berbicara pada webinar internasional mengenai diplomasi bahasa dan seni Indonesia, Selasa 28 September 2021.
Acara yang dihadiri hampir 300 peserta itu diselenggarakan oleh Universitas Negeri Semarang (UNS), bekerjasama dengan Kedutaan Besar RI Addis Ababa dan Kedutaan Besar RI, Vientiane.
Beberapa program beasiswa Indonesia yang diberikan kepada sahabat muda Indonesia di luar negeri antara lain Darmasiswa RI, Kemitraan Negara Berkembang (KNB), dan Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI).
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Laos, Dr. Pratito Soeharyo antara lain mengatakan bahwa KBRI Vientiane sangat aktif menyelenggarakan kegiatan diplomasi bahasa dan seni Indonesia, termasuk mengadakan berbagai pelatihan yang difasilitasi oleh KBRI.
Dubes Pratito juga menekankan pentingnya upaya meningkatkan pemberian beasiswa seni dan budaya kepada mahasiswa asing.
“Dengan memiliki pengetahuan seni dan budaya Indonesia, tentu pemahaman mereka terhadap Indonesia semakin baik untuk kemudian bisa mengembangkan kerjasama di bidang-bidang strategis yang lain,” ucap Dubes Pratito.
24 September 2021, BSBI resmi dibuka oleh Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Teuku Faizasyah. Karena pandemi covid-19, 46 peserta dari 21 negara di Asia, Eropa, dan Pasifik akan bergabung melalui program virtual.
Kini dengan inovasi mengoptimalkan penggunaan teknologi digital, BSBI dilaksanakan secara virtual. Kemenlu pun merancang program virtual BSBI untuk memungkinkan keterlibatan dengan latar belakang peserta yang lebih luas.
“Berbeda dari program Indonesian Arts and Culture Scholarship (IACS/atau nama BSBI dalam bahasa Inggris) sebelumnya kali ini kami memiliki peserta yang beragam dari mahasiswa, dosen, seniman profesional hingga ilmuwan etnomusikologi,” ucap Teuku Faizasyah.
Kemajuan teknologi digital juga memungkinkan Kemenlu untuk merancang kurikulum yang memberikan lebih banyak fleksibilitas bagi para peserta. Selama dua bulan ke depan, mulai 25 September 2021 sampai dengan 14 November 2021, seluruh peserta akan mengikuti pelatihan selama dua jam dua kali seminggu.