Pembobolan penjara membebaskan mantan diktator Guinea menyebabkan 9 orang tewas. (AFP)
Pembobolan penjara membebaskan mantan diktator Guinea menyebabkan 9 orang tewas. (AFP)

Pembobolan Penjara di Guinea Tewaskan 9 Orang

Marcheilla Ariesta • 06 November 2023 22:27

Conarky: Sebanyak sembilan orang tewas dalam pembobolan penjara akhir pekan lalu di Guinea. Aksi ini melibatkan pasukan komando bersenjata yang sempat mengeluarkan mantan diktator Moussa Dadis Camara dari penjara.

Orang-orang bersenjata berat masuk ke penjara di ibu kota Conakry pada Sabtu pagi, membawa Camara dan tiga mantan pejabat lainnya yang diadili bersamanya atas pembantaian 2009 selama masa kepresidenannya.

Tentara menggambarkan operasi tersebut sebagai upaya untuk "menyabotase" reformasi pemerintah. Mereka bersumpah atas "komitmen yang teguh" terhadap pemerintah yang dipimpin militer saat ini.

Pada Sabtu lalu, tentara dan pengacara Camara mengatakan dia telah ditangkap lagi dan kembali ke balik jeruji besi, tanpa memberikan rincian.

Sebanyak dua orang yang ditangkap bersama Camara juga dikembalikan ke penjara. Sementara orang ketiga, Claude Pivi, masih buron.

Jaksa Agung Yamoussa Conte mengatakan dalam sebuah pernyataan, sembilan orang tewas akibat operasi komando pembobolan penjara.

“Tiga orang diduga penyerang, sementara yang lainnya termasuk empat anggota pasukan keamanan dan dua orang, yang diduga warga sipil, yang berada di dalam ambulans,” kata Conte, dilansir dari AFP, Senin, 6 November 2023.

Laporan pers mengatakan, warga sipil di dalam ambulans menjadi sasaran tembak-menembak dalam penggerebekan tersebut.

Jaksa Agung juga mengatakan pernyataannya, dia memerintahkan penyelidikan dibuka terhadap Camara dan tiga pria lainnya atas dugaan pembunuhan anggota pasukan keamanan dan dugaan pembunuhan tidak disengaja.

Junta di negara Afrika Barat, yang merebut kekuasaan pada September 2021, pada Minggu malam menerbitkan serangkaian dekrit yang mengumumkan pemecatan puluhan anggota militer dan staf administrasi penjara dari pekerjaannya.

Camara, 58 tahun, telah ditahan sejak diadili pada September 2022.

Dia dan sekitar 10 mantan pejabat militer dan pemerintah lainnya dituduh melakukan pembantaian pada 2009 yang dilakukan oleh pasukan keamanan yang setia kepada pemimpin junta saat itu.

Sekitar 156 orang terbunuh dan setidaknya 109 perempuan diperkosa pada kampanye politik yang dihadiri oleh pendukung oposisi di stadion Conakry pada tanggal 28 September dan pada hari-hari berikutnya, menurut penyelidikan yang diamanatkan PBB.

Kejahatan Camara

Camara, yang berkuasa melalui kudeta pada Desember 2008, dan para terdakwa lainnya didakwa melakukan pembunuhan, kekerasan seksual, penyiksaan, dan penculikan. Mereka menghadapi hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah.

Persidangan ini belum pernah terjadi sebelumnya di negara yang diperintah oleh rezim otoriter selama beberapa dekade, dimana masyarakat sudah terbiasa dengan impunitas aparat keamanan.

Camara merebut kekuasaan segera setelah kematian Lansana Conte, presiden kedua Guinea pasca kemerdekaan, yang telah memerintah secara otokratis selama 24 tahun.

Beberapa bulan setelah pembantaian tersebut, Camara digulingkan dari kekuasaan setelah menderita luka di kepala dalam percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh ajudannya pada Desember 2009, dan secara resmi menyerahkan kekuasaan pada bulan berikutnya.

Dia menerima perawatan di Maroko sebelum melarikan diri ke pengasingan di Burkina Faso dan kembali ke Guinea tahun lalu untuk diadili.

Baca juga: Ingin Buat Maskapai Nasional, Menhub Guinea Jajaki Kerja Sama dengan RI


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan