Sempat menerjang Australia dan melintasi Samudra Hindia, Topan Freddy menghantam Afrika tenggara pada akhir pekan ketika mendarat untuk kedua kalinya sejak akhir Februari.
Hujan deras yang memicu banjir dan tanah longsor menewaskan 199 orang di Malawi, kata otoritas setempat pada Selasa, dengan 584 lainnya terluka dan 37 hilang. Di negara tetangga Mozambik, pihak berwenang melaporkan 20 kematian dan 24 luka-luka.
Petugas penyelamat menelusuri area terdampak topan untuk mencari penyintas, bahkan ketika harapan menyusut dan peringatan akan adanya lebih banyak korban jiwa.
Presiden Malawi Lazarus Chakwera mendeklarasikan "status bencana" di wilayah selatan dan kini telah memporak-porandakan ibu kota komersial Blantyre.
"Situasinya sangat mengerikan," kata Guilherme Botelho, koordinator proyek darurat Doctors Without Borders (MSF) di Malawi.
"Ada banyak korban, baik luka-luka, hilang atau meninggal, dan jumlahnya hanya akan bertambah dalam beberapa hari mendatang," sambungnya, seperti dikutip dari laman ABC.net.au, Rabu, 15 Maret 2023.
Di seantero Malawi, hampir 59.000 orang telah terkena dampak Topan Freddy dengan lebih dari 19.000 lainnya mengungsi. Banyak warga kini berlindung di sejumlah sekolah dan gereja.
Menteri Pemerintah Daerah Malawi Richard Chimwendo Banda mengatakan, kerusakan akibat Topan Freddy telah menghambat upaya membantu warga yang membutuhkan.
Kelompok hak asasi manusia Amnesty International meminta komunitas internasional untuk memobilisasi sumber daya dan meningkatkan upaya bantuan dan penyelamatan di kedua negara.
Upaya bantuan tersendat di Malawi dan Mozambik, dua negara yang juga sedang berjuang melawan wabah kolera.
Baca juga: Topan Freddy Kembali Menerjang, Tewaskan 109 Orang di Malawi dan Mozambik
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News