Penjaga pantai Italia mengatakan pada Kamis kemarin bahwa mereka telah menyelamatkan sekitar 750 migran dalam dua operasi terpisah di lepas pantai selatan Italia, beberapa jam setelah sedikitnya lima orang tewas dan 33 lainnya hilang dalam upaya penyeberangan laut dari Tunisia.
Melansir dari laman Times Live, Sabtu, 25 Maret 2023, seorang hakim Tunisia bernama Faouzi Masmoudi mengatakan bahwa tujuh orang tewas, termasuk bayi dan anak-anak, dalam insiden perahu terbalik di lepas pantai kota Sfax.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Houssem Jebabli, seorang pejabat Garda Nasional, mengatakan bahwa penjaga pantai telah menghentikan 56 kapal yang menuju Italia dalam dua hari terakhir dan menahan lebih dari 3.000 migran. Sebagian besar imigran tersebut berasal dari negara-negara Afrika sub-Sahara.
Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), setidaknya 12.000 imigran yang telah mencapai Italia tahun ini berlayar dari Tunisia, dibandingkan 1.300 pada periode yang sama tahun 2022. Sebelumnya, Libya merupakan landasan utama bagi para imigran dari wilayah tersebut.
Garis pantai Sfax telah menjadi titik keberangkatan utama bagi orang-orang yang melarikan diri dari kemiskinan dan konflik di Afrika dan Timur Tengah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di Eropa.
Baca juga: Kapal Imigran Terbalik di Tunisia, 5 Orang Tewas dan 28 Hilang
Bulan lalu, Presiden Kais Saied mengatakan bahwa perjalanan dari Afrika sub-Sahara yang tidak terdokumentasi menuju Eropa adalah konspirasi yang bertujuan mengubah komposisi demografis Tunisia.
Saat ini, pasukan keamanan Tunisia memulai kampanye untuk mengusir para migran yang tinggal di negara tersebut secara ilegal.
Tunisia sedang berjuang menghadapi krisis keuangan terburuk karena negosiasi macet dengan Dana Moneter Internasional (IMF) perihal pinjaman di tengah kekhawatiran gagal bayar utang. Hal ini meningkatkan kekhawatiran di Eropa, terutama di negara tetangga Italia.
Pemerintah Tunisia telah dicengkeram pergolakan politik sejak Juli 2021, ketika Presiden Kais Saied merebut sebagian besar kekuasaan, menutup parlemen dan berkuasa hanya melalui dekrit.
Eropa berisiko melihat gelombang besar imigran tiba di pantainya dari Afrika Utara jika stabilitas keuangan di Tunisia tidak dijaga, ucap Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni. Meloni meminta IMF dan beberapa negara untuk membantu Tunisia dengan cepat untuk menghindari keruntuhan negara tersebut.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id