Ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh dibunuh pada Jumat 27 November 2020. Foto: AFP
Ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh dibunuh pada Jumat 27 November 2020. Foto: AFP

Mossad Israel Selundupkan Senjata Seberat 1 Ton untuk Bunuh Ilmuwan Iran

Fajar Nugraha • 11 Februari 2021 17:07

 
Surat kabar itu mengatakan serangan itu dilakukan "oleh Israel sendiri, tanpa keterlibatan Amerika" tetapi pejabat AS telah diberi pemberitahuan sebelumnya.
 
Baca: Pelaku Pembunuhan Fakhrizadeh Sudah Ditangkap.

Tak lama setelah pembunuhan itu, Iran menuding Israel, dengan Menteri Luar Negeri Javad Zarif menulis di Twitter tentang "indikasi serius dari (sebuah) peran Israel". Iran juga mengatakan bahwa operasi itu dilakukan dengan senapan mesin yang dikendalikan dari jarak jauh yang meledak setelah operasi tersebut.
 
Israel menolak berkomentar pada November dan pada Rabu malam seorang juru bicara pemerintah Israel menanggapi laporan terbaru dengan mengatakan: “Kami tidak pernah berkomentar tentang masalah seperti itu. Tidak ada perubahan dalam posisi kami. "
 
Fakhrizadeh, 59, telah lama dicurigai oleh Barat sebagai otak program nuklir rahasia. Dia digambarkan oleh dinas intelijen barat dan Israel selama bertahun-tahun sebagai pemimpin misterius dari program bom atom rahasia yang dihentikan pada 2003, yang dituduh oleh Israel dan AS oleh Teheran sebagai upaya untuk menghidupkan kembali program nuklir Iran.
 
Laporan the Jewish Chronicle menambahkan bahwa Fakhrizadeh menjadi orang yang ditandai setelah operasi spionase luar biasa lainnya pada Januari 2018 ketika agen-agen masuk ke sebuah gudang di pinggiran Teheran. Para agen itu mengumpulkan puluhan ribu dokumen yang memberikan rincian lengkap tentang program senjata nuklir tersembunyi Iran.
 
Mereka menemukan banyak dokumen dalam tulisan tangan Fakhrizadeh yang menunjukkan bahwa dia adalah arsitek program nuklir itu.
 
“Analis menyadari bahwa mereka sedang melihat tinta, sidik jarinya, tekanannya pada kertas saat dia menulis. Dialah yang berada di balik penipuan itu,” kata sumber itu.
 
"Dia telah memimpin operasi untuk menyembunyikannya dari dunia. Sejak saat itu, hanya masalah waktu,” imbuhnya.
 
Menurut laporan the Jewish Chronicle, Iran telah "secara diam-diam menilai bahwa itu akan memakan waktu enam tahun" sebelum pengganti Fakhrizadeh "beroperasi penuh”. Kematiannya telah "memperpanjang periode waktu yang dibutuhkan Iran untuk memproduksi bom dari sekitar tiga setengah bulan sampai dua tahun”.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan