Parade digelar mulai dari Museum Mesir di dekat Lapangan Tahrir ke Museum Nasional Peradaban Mesir di Fustat. Sebanyak 22 mumi dipindahkan dengan menggunakan wadah khusus yang didekorasi dengan ukiran sayap dan logo-logo khas Mesir kuno.
Kendaraan yang memindahkan 22 mumi juga didesain agar mirip perahu kuno. Sebagian besar mumi tersebut berasal dari New Kingdom, yang menguasai Mesir antara 1539 hingga 1075 sebelum masehi.
Mumi-mumi ini meliputi Ramses II, salah satu firaun paling ternama, dan Ratu Hatshepsut, satu-satunya firaun wanita di Mesir. Saat berkuasa dulu, Ratu Hatshepsut sempat memakai janggut palsu demi menjaga tradisi bahwa perempuan hanya bisa menjadi orang kedua di kerajaan.
Puluhan mumi tersebut -- 18 firaun dan empat tokoh kerajaan -- dikubur sekitar 3.000 tahun lalu di beberapa makam rahasia di Valley of Kings dan di situs Deir el-Bahri. Kedua area tersebut dekat dengan kota Luxor.
Baca: 50 Mumi 'Keluarga Elite' Ditemukan di Mesir
Kompleks makam di Valley of Kings pertama kali diekskavasi pada abad ke-19. Setelah ekskavasi, para mumi dibawa ke Kairo dengan menggunakan perahu via sungai Nil.
"Parade ini adalah peristiwa unik global yang tidak akan terulang," ucap Menteri Pariwisata dan Benda Antik Mesir Khaled el-Anany, dilansir dari laman nzherald.co.nz pada Minggu, 4 April 2021.
Pengamanan di sekitar ibu kota diperketat selama berjalannya acara. Beberapa ruas jalan utama ditutup agar parade dapat melintas dengan leluasa.
Iring-iringan penjaga berkuda dan sejumlah selebritas terlihat mengikuti rombongan kendaraan pengangkut 22 mumi.
"Sekali lagi, Mesir memukau dunia dengan peristiwa luar biasa," kata seorang bintang film Hussein Fahmy dalam sebuah video.
Parade 22 mumi berlangsung pada Sabtu petang dan disiarkan secara langsung di televisi nasional Mesir dan saluran lainnya. Kementerian Pariwisata dan Benda Antik Mesir juga menyiarkan parade secara live-streaming di media sosial.
Siaran langsung parade merupakan bagian dari upaya Mesir dalam menarik turis asing di tengah terpukulnya sektor pariwisata akibat pandemi Covid-19. Sebelum pandemi pun pariwisata Mesir sudah terpukul krisis politik pascatergulingnya presiden Hosni Mobarak pada 2011.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News