Legenda sepak bola Iran, Ali Daei. Foto: AFP
Legenda sepak bola Iran, Ali Daei. Foto: AFP

Dituduh Dukung Protes Antipemerintah Iran, Penerbangan Ali Daei Dipaksa Mendarat

Fajar Nugraha • 27 Desember 2022 10:04
Teheran: Legenda sepak bola Iran Ali Daei, yang mendukung protes setelah kematian Mahsa Amini, mengaku pesawat yang ditumpangi dari Teheran ke Dubai telah dialihkan. Dia bersama keluarganya pun diperintahkan untuk pergi pada Senin 26 Desember 2022.
 
Protes telah mencengkeram Iran sejak kematian Amini pada 16 September lalu. Perempuan berusia 22 tahun, tewas setelah penangkapannya di Teheran karena mengenakan jilbabnya ‘tidak pantas’.
 
Baca: Iran Tahan Tujuh Orang karena Protes Antipemerintah dan Diduga Terkait Inggris.

Sementara Daei, 53, mantan striker Bundesliga Jerman yang 109 golnya di level internasional sudah lama tak tertandingi sampai Cristiano Ronaldo menyusulnya, adalah salah satu pesepakbola paling terkenal di Iran.
 
“Dia mengatakan istri dan putrinya berada di penerbangan Mahan Air, yang lepas landas dari Bandara Imam Khomeini di ibu kota Teheran menuju Dubai,” kantor berita Isna melaporkan, seperti dikutip The National, Selasa 27 Desember 2022.

“Tetapi pesawat itu dialihkan dan dipaksa untuk mendarat di Pulau Kish Iran di Teluk, tempat keluarganya dipindahkan,” kata kantor berita negara Irna.
 
Mengutip pengadilan, Irna mengatakan bahwa "istri Daei telah berjanji untuk memberi tahu institusi terkait tentang keputusannya sebelum meninggalkan Iran”, setelah "asosiasi mereka dengan kelompok-kelompok yang menentang revolusi Islam dan perusuh dan menyerukan demonstrasi”.
 
"Pesawat mendarat di bandara Kish dan istri serta anak Ali Daei turun dari pesawat," imbuh laporan Irna.
 
Mantan pemain Bayern Munich, yang bermain dalam kemenangan 2-1 Iran di Piala Dunia melawan AS pada 1998 mengatakan, dia telah diancam setelah mendukung protes yang disebabkan oleh kematian Amini.
 
"Putri dan istri saya dikeluarkan dari pesawat, tetapi mereka tidak ditangkap," ucap Daei, menurut Isna.
 
"Seandainya mereka dilarang (pergi), sistem polisi paspor seharusnya menunjukkannya. Tidak ada yang memberi saya jawaban tentang ini. Saya benar-benar tidak tahu apa alasan dari hal-hal ini,” tegas Daei.
 
Daei mengatakan dia sedang berusaha mengatur kepulangan keluarganya ke Teheran.
 
"Apakah mereka ingin menangkap seorang teroris?" Dia bertanya. "Istri dan putri saya akan pergi ke Dubai untuk perjalanan beberapa hari dan kembali,” jelasnya.
 
Daei pada 27 September menggunakan media sosial untuk meminta pemerintah "menyelesaikan masalah rakyat Iran daripada menggunakan represi, kekerasan dan penangkapan".
 
Pada Oktober, dia mengatakan paspornya disita oleh polisi sekembalinya dari luar negeri, sebelum dikembalikan kepadanya beberapa hari kemudian.
 
Dia mengatakan dia tidak pergi ke Piala Dunia di Qatar karena tindakan keras Pemerintah Iran terhadap protes.
 
Sebelumnya pada Desember, toko perhiasan dan restorannya di utara Teheran yang modis ditutup. Media lokal melaporkan bahwa mereka telah diperintahkan untuk ditutup karena "kerja sama dengan kelompok anti-revolusioner di dunia maya untuk mengganggu perdamaian dan bisnis pasar".
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan