Presiden Suriah, Bashar al-Assad. (LOUAI BESHARA / AFP)
Presiden Suriah, Bashar al-Assad. (LOUAI BESHARA / AFP)

Profil Bashar al-Assad: Pemimpin Suriah yang Kabur dari Damaskus

Riza Aslam Khaeron • 08 Desember 2024 14:51
Jakarta: Bashar al-Assad, adalah salah satu pemimpin paling kontroversial dalam sejarah modern Timur Tengah. Sebagai presiden ke-19 Suriah, ia memimpin negara tersebut selama lebih dari dua dekade, sejak 2000 hingga 2024.
 
Kepemimpinannya berakhir secara dramatis setelah pemberontak merebut ibu kota Damaskus dalam serangan kilat pada 8 Desember 2024, memaksa Assad melarikan diri ke lokasi yang hingga kini masih dirahasiakan.
 
Peristiwa ini menandai runtuhnya rezim otoriter yang selama lebih dari 50 tahun dikendalikan oleh keluarga al-Assad.
 

Awal Kehidupan dan Pendidikan

Lahir pada 11 September 1965 di Damaskus dari pasangan Hafez al-Assad dan Anisa Makhlouf, Bashar adalah anak kedua dari keluarga yang berasal dari sekte minoritas Alawit.

Ia tumbuh di lingkungan elit politik Suriah, dengan ayahnya yang menjabat sebagai presiden sejak 1971. Kakaknya, Bassel al-Assad, awalnya dipersiapkan sebagai penerus, namun rencana tersebut berubah setelah Bassel tewas dalam kecelakaan mobil pada 1994.
 
Saat itu, Bashar sedang menyelesaikan pendidikan di bidang oftalmologi di Inggris. Dengan enggan, ia kembali ke Suriah untuk menjalani pelatihan militer dan mempersiapkan diri menggantikan ayahnya.
 
Pada tahun 2000, setelah kematian Hafez al-Assad, Bashar dilantik menjadi presiden melalui pemilu yang diawasi ketat, dengan perubahan konstitusi yang menurunkan batas usia minimal presiden untuk memungkinkannya mencalonkan diri.
 

Kekuasaan dan Kontroversi

Profil Bashar al-Assad: Pemimpin Suriah yang Kabur dari Damaskus
Foto: Foto Assad (Kanan) yang Ditemukan Pemberontak di Istana Aleppo. (Reddit)
 
Kepemimpinan Assad ditandai oleh pendekatan otoriter dan kebijakan represif. Pada awal masa jabatannya, ia menjanjikan reformasi dalam apa yang disebut sebagai "Musim Semi Damaskus."
 
Namun, reformasi ini dengan cepat dihentikan, digantikan dengan penangkapan besar-besaran terhadap para aktivis dan pembatasan kebebasan politik.
 
Rezim Assad bertanggung jawab atas berbagai kejahatan perang sepanjang konflik di Suriah. Menurut laporan internasional, pasukannya menggunakan senjata kimia setidaknya 33 kali, termasuk serangan gas sarin di Ghouta Timur pada 2013 yang menewaskan ratusan warga sipil.
 
Selain itu, pengepungan terhadap wilayah-wilayah oposisi seperti Aleppo dan Homs menyebabkan kelaparan massal serta kematian ribuan orang.
 
Penjara-penjara yang dikelola rezim menjadi lokasi penyiksaan sistematis. Ribuan tahanan politik dilaporkan meninggal akibat kelaparan, penyiksaan, atau eksekusi di fasilitas seperti Penjara Saydnaya, yang dijuluki "penjara pembantaian" oleh Amnesty International.
 
Kesaksian mantan tahanan dan bukti visual menunjukkan pelanggaran hak asasi manusia ini dilakukan secara sistematis.
 
Rezim Assad juga secara aktif terlibat dalam penghilangan paksa terhadap para aktivis, jurnalis, dan oposisi politik. Dalam banyak kasus, keluarga korban tidak pernah mengetahui nasib orang-orang yang ditangkap.
 
Investigasi internasional juga mengaitkan Assad dengan serangan kimia di Khan Shaykhun pada 2017 dan Douma pada 2018, yang mengakibatkan kematian puluhan warga sipil, termasuk anak-anak. Serangan ini dikutuk oleh PBB dan lembaga internasional lainnya sebagai kejahatan perang.
 
Selama perang saudara yang dimulai pada 2011 akibat gelombang "Arab Spring," Assad bertanggung jawab atas serangan ke fasilitas medis, penggunaan bom barel di daerah sipil, dan tindakan represif lainnya.
 
Konflik ini menewaskan lebih dari 500.000 orang dan membuat jutaan lainnya mengungsi. Assad tetap bertahan di tengah kecaman internasional dengan dukungan Rusia dan Iran.
 

Jatuhnya Damaskus dan Pelarian Assad

Profil Bashar al-Assad: Pemimpin Suriah yang Kabur dari Damaskus
Foto: Foto Assad yang Ditemukan Pemberontak di Istana Aleppo. (Reddit)
 
Pada November 2024, pemberontak yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) memulai serangan besar-besaran ke wilayah strategis Suriah. Serangan ini mencapai puncaknya pada 8 Desember 2024, ketika Damaskus jatuh ke tangan oposisi.
 
Assad dilaporkan melarikan diri dari Istana Presiden beberapa jam sebelum pemberontak memasuki kota. Rekaman yang beredar menunjukkan pemberontak mengibarkan bendera mereka di Istana Presiden dan membebaskan tahanan politik dari penjara utama.
 
Jatuhnya Damaskus dirayakan oleh warga setempat dengan sorak-sorai di jalanan dan penghancuran simbol-simbol rezim Assad, seperti patung-patung mendiang Hafez al-Assad.
 
Peristiwa ini juga mencerminkan akhir dari era panjang pemerintahan keluarga al-Assad yang dimulai sejak 1971.
 

Warisan Assad

Warisan Bashar al-Assad adalah kisah tentang kekuasaan yang diwariskan, konflik berkepanjangan, dan pengaruh geopolitik yang mendalam. Sebagai seorang dokter yang beralih menjadi diktator, ia meninggalkan jejak kelam dalam sejarah Timur Tengah.
 
Kejatuhannya menandai pelajaran penting bagi para pemimpin otoriter lainnya bahwa kekuasaan tidak pernah abadi.
 
Dengan berakhirnya era Assad, tantangan baru muncul bagi Suriah. Rekonsiliasi nasional, pembangunan kembali, dan stabilitas politik menjadi tugas besar yang harus dihadapi negara yang telah hancur oleh perang selama lebih dari satu dekade.
 
Baca Juga:
Sosok Abu Mohammad al-Julani: Pemimpin Pemberontak Suriah
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan