Dari rentetan serangan, salah satunya dilakukan via udara di kota Rafah, tempat yang digunakan sebagai perlindungan terakhir warga Palestina di bagian selatan. Berdasarkan laporan dari petugas medis dan warga setempat, serangan ini menewaskan dan melukai sejumlah orang.
Warga melaporkan pemadaman internet di wilayah Beit Hanoun dan Jabalia di Gaza utara. Tank-tank Israel bergerak maju ke Beit Hanoun dan mengepung beberapa sekolah, di mana sejumlah keluarga pengungsi berlindung, kata penduduk dan media kelompok Hamas.
"Tentara pendudukan memerintahkan semua keluarga di dalam sekolah dan rumah-rumah terdekat, di mana tank-tank bergerak maju, untuk mengungsi. Tentara menahan banyak pria," kata seorang warga Gaza utara, seperti dilansir dari Malay Mail pada Rabu, 17 April 2024.
Beit Hanoun, rumah bagi 60.000 orang, adalah salah satu daerah pertama yang menjadi sasaran serangan darat Israel di Gaza pada Oktober lalu. Pengeboman besar-besaran mengubah sebagian besar Beit Hanoun, yang dulu dikenal sebagai ‘keranjang buah’ karena dikenal dengan kebun buah-buahannya, kini menjadi kota hantu yang terdiri dari tumpukan puing-puing.
Banyak keluarga yang kembali ke Beit Hanoun dan Jabalia dalam beberapa pekan terakhir setelah pasukan Israel mundur, mulai pindah lagi pada hari Selasa karena serangan baru tersebut, kata beberapa warga.
Rencana Serangan Darat ke Rafah
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan serangan Israel telah menewaskan empat orang dan melukai beberapa lainnya di Rafah, tempat lebih dari setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza berlindung dan bersiap menghadapi rencana serangan darat Israel ke kota yang berbatasan dengan Mesir itu.Tepat sebelum tengah malam, serangan udara Israel menghantam sebuah rumah di Rafah dan menewaskan tujuh orang, termasuk anak-anak, dan melukai beberapa lainnya, kata pejabat kesehatan Palestina. Belum ada komentar langsung dari Israel mengenai serangan ini.
Pejabat kesehatan Palestina dan media Hamas mengatakan serangan udara Israel juga menewaskan 11 warga Palestina, termasuk anak-anak, di kamp pengungsi Al-Maghazi di Jalur Gaza tengah.
"Saudara laki-laki saya sedang duduk di dekat pintu, saudara laki-laki saya terluka, dan sepupunya juga, dan saya kehilangan anak saya, saya tidak punya rumah, suami, atau apa pun lagi," kata Wafaa Issa al-Nouri, yang putranya Mohammad dan suaminya tewas dalam serangan itu.
"Dia sedang bermain-main di dekat pintu, kami tidak melakukan apa pun, saya bersumpah kami tidak melakukan apa pun," katanya.
Kementerian dalam negeri yang dikelola Hamas juga mengatakan serangan udara Israel menghantam mobil polisi di distrik Tuffah Kota Gaza, menewaskan tujuh petugas kepolisian. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)
Baca juga: Serangan Israel Lukai 3 Jurnalis di Gaza, 1 dari TRT Arabi Harus Diamputasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News