Jurnalis dari kantor berita TRT Arabi dilarikan ke rumah sakit usai terkena serangan Israel di Jalur Gaza pada Jumat, 12 April 2024. (Ashraf Amra/Anadolu Agency)
Jurnalis dari kantor berita TRT Arabi dilarikan ke rumah sakit usai terkena serangan Israel di Jalur Gaza pada Jumat, 12 April 2024. (Ashraf Amra/Anadolu Agency)

Serangan Israel Lukai 3 Jurnalis di Gaza, 1 dari TRT Arabi Harus Diamputasi

Willy Haryono • 13 April 2024 11:04
Gaza: Tiga jurnalis terluka, salah satunya harus menjalani amputasi di bagian kaki, usai terkena serangan Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah. Otoritas Gaza mengatakan bahwa serangan itu sengaja ditargetkan Israel kepada para jurnalis.
 
Sami Shehadeh, seorang jurnalis dari kantor berita TRT asal Turki, harus menjalani proses amputasi kaki usai terluka dalam serangan Israel pada hari Jumat kemarin, menurut laporan saluran tersebut. Koresponden TRT Arabi Sami Berhum juga terluka.
 
"Kendaraan tim dari TRT Arabi (saluran berbahasa Arab TRT) yang bersiap untuk menyiarkan berita dari kamp Nuseirat, menjadi sasaran serangan tentara Israel," lapor TRT dan dikutip Al Jazeera pada Sabtu, 13 April 2024.

Direktur Jenderal TRT Zahid Sobaci menyebut serangan itu sebagai "kebrutalan Israel" dan menyebutnya sebagai sesuatu yang telah melampaui semua "batas moral, hukum, atau kemanusiaan."
 
Terbaring di lantai Rumah Sakit Al-Aqsa di Kota Gaza Deir el-Balah, Shehadeh mengatakan kepada wartawan AFP bahwa dirinya berada "jauh dari zona bahaya. Saya bahkan dikelilingi orang-orang dan jurnalis," saat serangan Israel terjadi.
 
"Kami sedang mengambil gambar saat sebuah serangan menargetkan kami. Saya tidak tahu apakah itu rudal atau tembakan dari tank. Saya kemudian melihat kaki saya diamputasi," kenangnya.
 
"Saya mengenakan rompi pers dan helm, dan bahkan bagi orang buta pun jelas bisa melihat bahwa saya adalah seorang jurnalis," sambungnya.

Serangan terhadap Jurnalis

Kantor media Gaza mengutuk serangan Israel terhadap kendaraan yang membawa ketiga jurnalis di kamp Nuseirat. "Kami mengutuk keras penargetan jurnalis dan awak media yang dilakukan pasukan pendudukan Israel," lapornya.
 
Pasukan Israel "dengan sengaja membunuh dan melukai jurnalis dalam upaya menakut-nakuti, mengancam, dan mencegah para jurnalis dalam menjalankan tugas mereka, serta untuk membungkam kebenaran," tambahnya.
 
Jonathan Dagher, kepala Reporters Without Borders (RSF) Timur Tengah, mengatakan bahwa laporan tentang jurnalis yang diserang, dilukai, dan dibunuh di Gaza oleh Israel telah menjadi "hal lumrah."
 
"Kami harus melaporkannya hampir setiap hari selama enam bulan terakhir. Ini hanyalah serangan terbaru, ini mengerikan dan tidak bisa diterima," katanya kepada Al Jazeera.
 
Dagher menggambarkan serangan Israel itu sebaga sesuatu yang "tidak beralasan," dan mengatakan ada cukup bukti untuk membuktikan bahwa kendaraan tersebut menjadi sasaran.
 
Baca juga:  Bertambah Lagi, Korban Tewas Serangan Israel di Gaza Sentuh 33.645
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan