Bola api dari serangan udara Israel di Jalur Gaza, 15 Oktober 2023. (SAID KHATIB / AFP)
Bola api dari serangan udara Israel di Jalur Gaza, 15 Oktober 2023. (SAID KHATIB / AFP)

Perang Israel-Hamas: Fakta-Fakta Seputar Konflik di Hari ke-10

Medcom • 17 Oktober 2023 15:03
Yerussalem: Penyerangan Israel ke Jalur Gaza secara masif telah menyebabkan bencana kemanusiaan di pekan kedua perang antara militer Israel dan kelompok pejuang Hamas.
 
Serangan pertama dilancarkan Hamas pada 7 Oktober 2023. Mereka berhasil menerobos pertahanan kokoh militer zionis Israel yang diklaim sebagai yang terkuat dan terlengkap di Timur Tengah.
 
Para pejuang Hamas memanfaatkan drone untuk menghancurkan menara pengawas dan komunikasi utama di sepanjang perbatasan Gaza. Ratusan roket juga diluncurkan dan menghantam area seluas lebih dari 70 kilometer persegi itu.

Hamas mendeklarasikan diri sebagai gerakan perlawanan Palestina. Serangan yang ditujukan ke Israel itu sebagai respons tindakan Israel yang selama ini menyasar penduduk Palestina dan Masjid Al-Aqsa.
 
Israel baru menduduki wilayahnya pada tahun 1948. Mereka mengusir penduduk Palestina secara paksa. Kemudian, penduduk Palestina yang diusir itu berstatus menjadi pengungsi. Total pengungsi Palestina saat ini lebih dari 5,6 juta jiwa.
 
Pada tahun 1967, Israel memperluas wilayahnya sebesar 20 persen di Jalur Gaza, Yerusaalem Timur, dan Tepi Barat. Pendudukan tersebut disebut oleh pakar di PBB dan kelompok hak asasi manusia sebagai apartheid. Israel tidak menerima label itu.
 
Israel yang didukung negara Barat berani menuduh Hamas sengaja menyerang warga sipil. Benyamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel geram dan berjanji akan menghancurkan Hamas.
 
Hamas langsung membantah tuduhan itu dan mereka mengaku tidak menyerang warga sipil dengan sengaja.
 
Melansir Middle East Eye, Senin, 16 Oktober 2023, berikut perkembangan perang Hamas-Israel di hari ke-10.

Gaza

Dari pantauan Euro-Mediterania Rights Monitor, Israel telah memborbardir wilayah padat penduduk di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 dengan kekuatan ledakan setara seperempat bom nuklir.
 
Bom yang diluncurkan menyasar infrastruktur sipil, seperti rumah sakit, universitas, pusat media, kantor pemerintah, dan bank.
 
Sebanyak 2.808 orang menjadi korban jiwa, termasuk 853 anak-anak dan 936 perempuan pada pukul 16.00 GMT Senin lalu. Selain itu, sekitar 1.200 orang termasuk anak-anak hilang dan diyakini terjebak di bawah reruntuhan.
 
Lebih dari 10.000 orang lainnya luka-luka. Mereka termasuk warga sipil dan lebih dari 2.200 orang dirawat di rumah sakit. Selain itu, satu juta lebih warga atau hampir setengah populasi Gaza juga telah mengungsi.
 
Di sisi lain, Israel telah menutup akses makanan, air listrik, bahan bakar, dan bantuan ke wilayah Gaza.
 
Atas perbuatannya, banyak organisasi kemanusiaan dan bantuan, termasuk PBB mengecam blokade tersebut sebagai bentuk hukuman kolektif. Bencana kemanusiaan menjadi ancaman serius jika Israel masih bersikeras memblokade wilayah itu.

Israel

Israel mendeklarasikan perang dan membentuk pemerintahan darurat melawan Hamas setelah serangan 7 Oktober 2023. Kabinet perangnya terdiri atas mantan jenderal dan menteri pertahanan.
 
Lebih dari 1.400 orang di Israel menjadi korban jiwa, termasuk 299 tentara dan 54 petugas polisi. Hingga 16 Oktober 2023 belum ada data resmi mengenai jumlah anak-anak dan perempuan sebagai korban jiwa.
 
Menurut Israel, 200 tentara Israel dan warga sipil menjadi tawanan perang oleh kelompok Palestina di Gaza. Sekitar 4.000 orang terluka, termasuk lebih dari 350 orang masih dirawat di rumah sakit.
 
Sejak serangan itu, Israel menerjunkan lenih dari 300.000 tentara cadangan untuk perang melawan pejuang Hamas. Pejabat senior Israel mengritik pemerintahan Netanyahu dengan menyebut adanya indikasi ‘niat genosida’ di balik aksi mereka.
 
Pada Sabtu lalu, Israel mengatakan akan menyiapkan serangan darat tapi tidak menjelaskan batas waktu serangan itu kapan dimulai.
 
Dari pihak Palestina terus menyerang Israel dengan rudal anti-tank, drone, serangan lintas batas dan roket secara masif. Beberapa misil itu berhasil mencapai Safed, sekitar 180 kilometer sebelah utara Gaza.

Yerussalem Timur, Tepi Barat dan Warga Palestina di Israel

Warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur turut menghadapi kekerasan yang tidak terkendali dari permukiman, tentara, dan polisi. Lebih dari 59 warga Palestina tewas di wilayah Permukiman dalam 10 hari.
 
Banyak dari mereka yang tewas akibat ditembak oleh orang-orang bersenjata yang menyerang desa-desa Palestina di bawah komando tentara Israel.
 
Kelompok sayap kanan juga membagikan nama dan lokasi warga Palestina di ‘daftar sasaran’ dan mengincar kematian mereka. Daftar itu terdiri atas politisi, jurnalis, pejabat publik, aktivis mahasiswa, dan pemimpin agama, seperti Syekh Akrima Sabri, imam Masjid Al-Aqsha di Yerusalem.
 
Warga Palestina di Yerusalem menjadi sasaran pemeriksaan polisi yang agresif dan protes solidaritas dengan Gaza menghadapi tindakan keras yang mematikan.

Lebanon

AS mengirimkan dua kapal induk ke Mediterania Timur. Para pejabat AS mengatakan ini sebagai langkah pencegahan terhadap pihak yang ingin memanfaatkan momentum dari serangan Israel untuk ‘memperluas perang.'
 
AS menaruh tendensi kepada pasukan Hizbullah di Lebanon, musuh lama Israel dan pendukung utamanya, Iran. Hizbullah mendukung serangan Hamas tapi belum mengonfirmasi kesediaannya untuk bergabung dalam perlawanan.
 
Iran juga memuji sikap Hamas dan menunjukkan bahwa eskalasi regional dapat terjadi jika Israel tidak menghentikan serangannya di Gaza. Pasukan Hizbullah terlibat baku tembak dengan Israel meski belum jelas motif militernya.
 
Faksi-faksi Palestina di Lebanon, terutama Hamas dan Jihad Islam juga melakukan penyerangan lintas barat terhadap Israel.
 
Serangan Israel di Lebanon berupa tembakan artileri dan beberapa serangan udara yang sejauh ini menewaskan 12 orang, termasuk empat pejuang Hizbullah, tiga anggota hamas, dua anggota Jihad Islam, seorang jurnalis, dan dua warga sipil.
 
Serangan Hizbullah dan Palestina telah menewaskan lima tentara Israel. Intensitas serangan semakin meningkat setiap harinya, dan para pejabat Israel terus memperingatkan bahwa mereka siap membuka faksi baru di wilayah utara. (Abdurrahman Addakhil)
 
Baca juga:  PBB Mohon Hamas-Israel Buka Jalur Kemanusiaan untuk Korban Perang di Gaza
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan