Netanyahu merasa, selama ini kepemimpinannya atas perang di Gaza mendapat dukungan publik Amerika Serikat.
"Sejak awal perang, saya telah memimpin kampanye diplomatik untuk memblokir tekanan yang dirancang untuk mengakhiri perang sebelum waktunya, dan untuk mendapatkan dukungan kuat bagi Israel," kata Netanyahu dalam akun X @IsraeliPM.
Ia kemudian mengutip jajak pendapat Harvard CAPS-Harris. Dalam jajak pendapat itu, menurut Netanyahu, 82 persen masyarakat Amerika Serikat mendukung Israel.
"Kami telah meraih kesuksesan besar. Hari ini, jajak pendapat Harvard CAPS-Harris diterbitkan, yang menunjukkan bahwa 82% masyarakat Amerika mendukung Israel, yang berarti empat dari lima warga AS mendukung Israel dan bukan Hamas," ungkapnya, Rabu, 28 Februari 2024.
"Ini akan membantu kami melanjutkan kampanye hingga kemenangan total," kata Netanyahu.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam pernyataan yang dirilis pada Selasa kemarin menyampaikan, Israel bersedia menghentikan perangnya terhadap kelompok pejuang Hamas di Gaza selama bulan puasa Ramadan mendatang.
Sejauh ini belum ada reaksi Israel terhadap komentar Biden mengenai kerangka kesepakatan yang ditengahi oleh Amerika Serikat, Mesir dan Qatar, di mana Hamas akan membebaskan beberapa dari puluhan sandera yang disanderanya, dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina dan enam orang lainnya.
Selama jeda sementara, negosiasi akan dilanjutkan mengenai pembebasan sandera yang tersisa dan tambahan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.
Sebelumnya, Biden mengatakan dia berharap kesepakatan gencatan senjata dapat berlaku minggu depan.
Baca juga: Halu! Netanyahu Beberkan 'Masa Depan' Gaza Usai Perang Berakhir
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News