Pernyataan Raisi dilontarkan dalam kunjungannya ke kediaman Kolonel Hassan Sayyad Khodai. Khodaei tewas dalam serangan teroris di ibu kota Iran, Teheran, pada 22 Mei ketika dua pengendara motor menembaknya sebanyak lima kali.
Kala itu, Khodai sedang turun dari mobil untuk masuk rumahnya. Ia tewas usai tiga peluru menembus bagian kepala, sementara dua lainnya mengenai tangan.
"Faktanya bahwa musuh-musuh Republik Islam, alih-alih berhadapan di medan perang, justru malah melakukan pembunuhan pengecut seperti itu. Ini adalah tanda keputusasaan dan (indikasi) kemenangan serta kekuatan Republik Islam,” kata Raisi, dikutip dari Al Bawaba, Selasa, 14 Juni 2022.
Mengutip seorang pejabat intelijen, media New York Times pada 25 Mei lalu melaporkan bahwa Israel sempat memberi tahu beberapa pejabat Amerika Serikat (AS) bahwa Tel Aviv berada di balik pembunuhan petinggi IRGC.
Harian AS itu juga mengutip pejabat Israel yang mengeklaim bahwa Khodaei diduga terlibat dalam perencanaan sebuah aksi tertentu di tanah Israel.
Baca: Anggota Garda Revolusi Ditemukan Tewas, Iran Bantah Pembunuhan
Reisi mengatakan kala itu bahwa aksi teroris Israel didorong "arogansi global." Ia bertekad akan melakukan "balas dendam" atas kematian Khodai.
Kepala Komandan IRGC, Mayor Jenderal Hossein Salami, juga memperingatkan bahwa Iran akan membalas dendam terhadap pihal yang telah membunuh kolonel mereka. (Kaylina Ivani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News