Pemandangan salah satu sudut kota Mekelle di Tigray, Ethiopia pada 5 Januari 2020. (EDUARDO SOTERAS / AFP)
Pemandangan salah satu sudut kota Mekelle di Tigray, Ethiopia pada 5 Januari 2020. (EDUARDO SOTERAS / AFP)

Usir Militer Ethiopia, Pasukan Tigrayan Kuasai Penuh Ibu Kota Mekelle

Marcheilla Ariesta • 30 Juni 2021 14:17
Tigray: Pasukan Tigrayan mengklaim telah berhasil mengalahkan pasukan pemerintah Ethiopia yang mencoba kabur dari Mekelle, ibu kota wilayah Tigray. Mereka juga mengaku telah menangkap beberapa prajurit pemerintah Ethiopia usai merebut kembali Mekelle.
 
Masyarakat Mekelle menyambut kedatangan pasukan Tigrayan dengan tepuk tangan meriah. Sementara pasukan dari Eritrea, negara sahabat Ethiopia, telah mundur dari Mekelle.
 
Baca:  Pasukan Ethiopia Mundur dari Ibu Kota Tigray, Warga Bersorak Gembira

"Kini kami mengendalikan Mekelle sepenuhnya, 100 persen," ucap juru bicara Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), Getachew Reda, dilansir dari Malay Mail pada Rabu, 30 Juni 2021.
 
Beberapa pertempuran sempat terjadi pinggiran Mekelle, namun kini sudah berakhir. "Pasukan kami masih melakukan pengejaran ke arah selatan dan timur, untuk memastikan semua wilayah kami bersih dari musuh," tuturnya.
 
TPLF bangkit kembali di Mekelle setelah sempat terusir pasukan pemerintah Ethiopia beberapa bulan lalu. Masyarakat setempat lebih cenderung mendukung TPLF, sehingga mundurnya pasukan pemerintah dirayakan dengan gembira.
 
Meski meraih kemenangan, Reda masih menolak berbicara mengenai wacana memisahkan Tigray dari Ethiopia.
 
Pemerintah Ethiopia telah mengumumkan gencatan senjata sepihak untuk wilayah Tigray pada Senin, 29 Juni. Namun pemerintahan Perdana Menteri Abiy Ahmed belum secara terbuka membahas klaim TPLF yang telah merebut kembali Mekelle.
 
Pertempuran di wilayah utara Ethiopia telah menewaskan ribuan orang dan membuat dua juta orang kehilangan tempat tinggal. Konflik tersebut juga membuat ratusan ribu warga Ethiopia berada di jurang kelaparan.
 
Amerika Serikat mengatakan aksi kekerasan di Tigray harus segera diakhiri. AS memperingatkan Ethiopia serta Eritrea bahwa Washington akan selalu mengawasi perkembangan situasi di Tigray.
 
"Kami tidak akan berdiam diri melihat konflik di Tigray," ucap pejabat Biro Urusan Afrika Kementerian Luar Negeri AS, Robert Godec.
 
Juru bicara Kemenlu AS, Ned Price menuturkan bahwa deklarasi gencatan senjata bisa menjadi sesuatu yang positif jika mengarah pada langkah untuk mengakhiri konflik, menghentikan kekejaman, dan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk tanpa hambatan ke Tigray.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan