"Roket tersebut ditembakkan dari utara markas UNIFIL, kemungkinan oleh Hizbullah atau kelompok afiliasi lainnya. Kami telah membuka investigasi atas insiden ini," tulis UNIFIL di telegram.
UNIFIL mengingatkan Hizbullah dan semua aktor yang terlibat dalam konflik ini untuk memastikan keamanan personel dan properti PBB berdasarkan hukum humanitarian dan resolusi 1701.

Gambar: Markas UNIFIL di Naquora setelah Dihantam Roket, 29 Oktober 2024. (X)
Untungnya, berdasarkan keterangan UNIFIL, tidak ada pasukan peacekeepers di dalam bunker ketika serangan terjadi. Meskipun begitu, beberapa pasukan peacekeepers dilaporkan mengalami luka-luka.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Austria telah mengkonfirmasi bahwa serangan tersebut mengakibatkan 8 pasukan peacekeepers dari negaranya terluka.
"(Austria) Marah atas serangan hari ini terhadap UNIFIL yang menyebabkan 8 warga Austria terluka, keamanan pasukan helm biru harus selalu dijamin," ucap Menlu Alexander Schallenberg di X.
Dalam tautan yang berbeda, Schallenberg menyebut Hizbullah harus sesegera mungkin "berhenti menyerang Israel dan menegakkan Resolusi PBB 1701" setelah berbicara dengan Menlu Lebanon, Bou Habib.
Dari pihak Israel, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyalahkan Hizbullah dalam serangan tersebut, menyebut "pemeriksaan memastikan bahwa Hizbullah meluncurkan roket dari area Hallousiyyeh El Faouqa dan menghantam markas UNIFIL" di Telegram.
Insiden ini menandakkan keenam kalinya UNIFIL menjadi target dalam "Operasi Militer Darat Terbatas" Israel di Lebanon Selatan pada bulan Oktober, yang mana kebanyakan diantarnya dilakukan oleh IDF. Dalam insiden-insiden tersebut, 3 orang warga Indonesia menjadi korban.
Baca Juga:
Uni Eropa dan Negara Teluk Kompak Kutuk Serangan Israel Terhadap UNIFIL
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News