"Kami sangat prihatin dengan eskalasi berbahaya di Lebanon, dan kami tegaskan dukungan kami terhadap rakyat Lebanon," kata Uni Eropa dan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) dikutip dari Anadolu, Kamis, 17 Oktober 2024.
Dalam pernyataan mereka setelah pertemuan puncak pertama di Brussels, mereka menyatakan "keprihatinan yang sangat serius" atas serangan baru-baru ini dan menegaskan dukungan penuh bagi rakyat Lebanon di tengah meningkatnya ketegangan.
"Kami mengutuk keputusan pemerintah Israel untuk memperluas permukiman dan melegalkan pos-pos pemukim di seluruh Tepi Barat yang diduduki dan mendesak Israel untuk membatalkan keputusan ini," kata pernyataan mereka.
Kedua pihak juga mengutuk kekerasan pemukim ekstremis Israel di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dan mengecam kebijakan pemerintah Israel yang memperluas pemukiman ilegal. Mereka menyerukan penghentian segera semua tindakan sepihak yang merusak prospek perdamaian, seperti perampasan tanah dan pemindahan paksa warga Palestina.
Disisi lain, Uni Eropa dan GCC menyerukan penghentian semua tindakan sepihak yang merusak prospek perdamaian, termasuk aktivitas permukiman Israel, perampasan tanah, dan pemindahan warga Palestina.
Mereka juga meminta implementasi penuh Resolusi Dewan Keamanan PBB 2735, yang mencakup gencatan senjata segera, pembebasan sandera, pertukaran tahanan Palestina, serta akses kemanusiaan tanpa hambatan bagi warga sipil.
"Kami menyerukan semua pihak untuk mematuhi kewajiban mereka di bawah hukum internasional," tegas kedua organisasi.
Pernyataan tersebut menggarisbawahi pentingnya mematuhi hukum internasional, terutama hukum humaniter internasional yang melindungi warga sipil, khususnya anak-anak.
"Kami tetap berkomitmen untuk mewujudkan hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib mereka melalui solusi Dua Negara, di mana Israel dan Palestina hidup berdampingan secara damai dalam perbatasan yang diakui," kata Uni Eropa dan GCC.
Mereka menegaskan komitmen Uni Eropa dan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) untuk mendukung solusi dua negara sebagai jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan di Timur Tengah. Solusi ini diharapkan dapat memungkinkan Israel dan Palestina hidup berdampingan secara damai, dengan pengakuan penuh terhadap perbatasan yang disepakati, khususnya perbatasan yang ditetapkan pada tahun 1967.
"Kami menegaskan kembali bahwa Iran tidak boleh mengembangkan atau memperoleh senjata nuklir," ungkap mereka dengan tegas.
Dalam pertemuan ini, masalah nuklir Iran juga menjadi salah satu fokus utama. Uni Eropa dan GCC menekankan pentingnya keterlibatan diplomatik dengan Iran untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Pertemuan puncak ini dipimpin oleh Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, dan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, yang saat ini memegang posisi presiden bergilir GCC. Selain isu-isu geopolitik, KTT ini juga membahas kerja sama ekonomi, perdagangan, energi, dan perubahan iklim.
Serangan Israel yang dimulai pada 23 September menewaskan lebih dari 1.500 orang dan membuat lebih dari satu juta orang mengungsi di Lebanon. Tindakan Israel memperluas konflik ke Lebanon selatan pada 1 Oktober, meskipun peringatan internasional telah dikeluarkan bahwa hal ini dapat mengobarkan konflik lebih besar di kawasan tersebut. (Angel Rinella)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News