"Adalah baik untuk memulai dengan tujuan masuk akal dengan mengatakan, kami memiliki keinginan untuk melihat proses ini berakhir dalam 24 bulan ke depan, sehingga kami dapat kembali mengadakan pemilu," kata PM transisi Gabon Raymond Ndong Sima pada hari Minggu, 10 September 2023.
"Periode itu bisa menjadi sedikit lebih lama atau lebih pendek," tambahnya, mengutip dari laman TRT World.
Pekan lalu, Ndong Sima ditunjuk sebagai kepala pemerintahan transisi oleh Jenderal Brice Oligui Nguema, yang memimpin kudeta terhadap presiden Ali Bongo Ondimba di bulan Agustus.
Kudeta Gabon terjadi pada 30 Agustus, beberapa saat setelah Bongo dinyatakan sebagai pemenang pemilu presiden, yang dinyatakan curang oleh tentara dan oposisi.
Oligui Nguema, yang diproklamirkan sebagai presiden masa transisi, berjanji mengembalikan negara itu ke pemerintahan sipil melalui pemilu setelah masa transisi, yang durasinya belum segera ia tentukan.
Ndong Sima, 68, adalah seorang ekonom lulusan Paris yang menjabat sebagai perdana menteri di bawah pemerintahan Bongo dari tahun 2012 hingga 2014, sebelum kemudian menjadi kritikus dan bersaing dengannya dalam kampanye presiden tahun 2016 dan 2023.
Pengangkatannya, yang diumumkan di televisi pemerintah Gabon, dibuat melalui keputusan pada hari Kamis oleh Oligui Nguema.
Konstitusi Baru
Berdasarkan piagam transisi, tidak ada anggota pemerintahan sementara yang dapat mencalonkan diri dalam pemilu presiden berikutnya di Gabon. Namun, tampaknya tidak ada yang menghalangi Oligui untuk ambil bagian dalam pemilu tersebut.Sang jenderal juga menjanjikan konstitusi baru, yang akan diadopsi melalui referendum, dan kode baru pemilu.
"Prinsip yang diumumkan" oleh militer, kata Ndong Sima, "adalah tidak ada lagi oposisi atau mayoritas, jadi kami mengambil orang-orang dari semua keluarga politik.
Mereka yang menyusun naskah baru untuk negara tersebut "akan membahas aspek ini, yaitu durasi (transisi) dan siapa yang benar-benar diperbolehkan mencalonkan diri (untuk pemilu) dan tidak mencalonkan diri," tambah sang PM transisi.
"Namun, tidak baik jika militer tetap berdiri, sehingga mereka bisa menjadi penengah pemilu yang tidak memihak dan obyektif," sambungnya.
Pemerintahan baru yang diumumkan Ndong Sima pada hari Sabtu mencakup tokoh-tokoh militer dan mantan menteri di bawah Ali Bongo Ondimba, namun tidak ada satu pun dari mereka yang merupakan tokoh oposisi utama.
Baca juga: 708 WNI di Gabon Tak Terpengaruh Kudeta Militer
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News