Warga Gabon menyambut militer yang melakukan kudeta. Foto: AFP
Warga Gabon menyambut militer yang melakukan kudeta. Foto: AFP

708 WNI di Gabon Tak Terpengaruh Kudeta Militer

Fajar Nugraha • 31 Agustus 2023 18:35
Jakarta: Gabon diwarnai kudeta yang dilakukan oleh militer. Presiden Ali Bongo Ondimba saat ini menjadi tahanan rumah.
 
Pemerintah Indonesia mencari tahu tentang keberadaan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di negara Afrika itu.
 
“KBRI Abuja dan Konsul Kehormatan RI di Gabon terus memonitor situasi di Gabon pasca kudeta militer. Situasi di Libreville tetap aman dan tertib,” sebut pernyataan Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, Kamis 31 Agustus 2023.

“Terdapat 708 WNI yang tinggal di Gabon. Mayoritas adalah pekerja migran yang bekerja di industri perkayuan yang tinggal jauh dari Libreville,” ujar Judha.
 
Baca: Digulingkan dalam Kudeta, Presiden Gabon: Saya Tidak Tahu Apa yang Terjadi.

 
“Mereka dalam keadaan aman dan tenang,” imbuh Judha.
 
Selain itu KBRI juga telah sampaikan imbauan kepada para WNI agar terus waspada dan mengikuti perkembangan situasi serta jika mengalami permasalahan segera menghubungi hotline KBRI Abuja.

Perebutan kekuasaan

Tentara telah merebut kekuasaan menyusul sengketa pemilu di mana Presiden Ali Bongo Ondimba mengklaim kemenangan.
 
“Bongo, 64 tahun, yang keluarganya telah memerintah Gabon selama lebih dari 55 tahun, ditempatkan di bawah tahanan rumah dan salah satu putranya ditangkap karena pengkhianatan,” kata para pemimpin kudeta.
 
Dalam pidato dramatis menjelang subuh, sekelompok petugas menyatakan “semua institusi republik” telah dibubarkan, hasil pemilu dibatalkan dan perbatasan ditutup.
 
Bongo pertama kali terpilih pada 2009 setelah kematian ayahnya, Omar, yang telah memerintah negara itu selama 41 tahun. Selama berkuasa, konon dia mengumpulkan kekayaan.
 
Pengumuman itu muncul beberapa saat setelah otoritas pemilu nasional menyatakan Bongo memenangkan masa jabatan ketiga dalam pemilu hari Sabtu dengan 64,27 persen suara.
 
Oposisi utama Gabon, yang dipimpin oleh profesor universitas Albert Ondo Ossa, dengan marah menuduh Bongo melakukan “penipuan” dan menuntut agar ia menyerahkan kekuasaan “tanpa pertumpahan darah.”
 
Pihak berwenang pada akhir pekan memberlakukan jam malam dan mematikan internet secara nasional. Internet dipulihkan pada Rabu pagi setelah alamat TV.
 
Pemilihan Presiden Gabon 2016 diwarnai dengan kekerasan mematikan setelah Bongo dinobatkan sebagai pemenang. Menurut penghitungan resmi, Bongo mengalahkan saingannya Jean Ping dengan hanya selisih 5.500 suara.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan