Terlepas dari beberapa investigasi yang mengindikasikan Israel membunuh Shireen, Tel Aviv mengaku belum dapat menentukan fakta-fakta apa pun hingga Palestina menyerahkan peluru tersebut untuk dilakukan investigasi forensik gabungan.
Sejak kematian Shireen, AS telah menyerukan pihak Palestina dan Israel untuk saling berbagi barang bukti.
Setelah menolak menyerahkan peluru tersebut ke Israel, Jaksa Penuntut Umum Palestina mengaku telah memberikannya kepada sejumlah pejabat AS.
Seorang petinggi Palestina mengatakan kepada media NPR, Sabtu 2 Juli 2022, bahwa penyerahan peluru tersebut telah Presiden PA Mahmoud Abbas dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken via sambungan telepon pada Kamis kemarin.
Keluarga Abu Akleh mengatakan kepada NPR bahwa mereka khawatir atas kabar penyerahan peluru dari PA ke AS. Mereka mengaku memang telah menyerukan adanya investigasi yang dipimpin AS, namun kini meragukan proses tersebut karena tidak tahu siapa-siapa saja yang akan memeriksa peluru yang menewaskan Shireen.
Sebelumnya, Blinken menegaskan bahwa Washington akan mengejar akuntabilitas terkait pembunuhan Shireen Abu Akleh, jurnalis perempuan dari media Al-Jazeera. Ia berjanji AS akan terus menindaklanjuti kasus Shireen sesuai fakta-fakta yang ada.
Shireen Abu Akleh, jurnalis berdarah Palestina Amerika, tewas ditembak saat dirinya sedang meliput operasi militer Israel di kamp pengungsian Jenin di Tepi Barat pada 11 Mei. Israel dan Palestina saling menyalahkan atas peristiwa nahas tersebut.
Baca: Menlu AS Berjanji Tindaklanjuti 'Fakta-Fakta' Pembunuhan Shireen Abu Akleh
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News