PM Israel Benjamin Netanyahu. (AFP)
PM Israel Benjamin Netanyahu. (AFP)

Kali Pertama, Netanyahu Bersaksi dalam Persidangan Kasus Korupsi

Willy Haryono • 10 Desember 2024 20:23
Tel Aviv: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memasuki gedung pengadilan Tel Aviv hari Selasa ini, 10 Desember 2024, untuk pertama kalinya bersaksi dalam persidangan kasus korupsi yang telah berlangsung lama. Proses persidangan ini dapat memaksa Netanyahu untuk berpindah-pindah antara ruang sidang dan ruang perang selama beberapa pekan ke depan.
 
Melansir dari Malay Mail, Netanyahu tiba sekitar pukul 10 pagi waktu setempat, di saat puluhan pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung pengadilan. Beberapa dari mereka adalah pendukung, dan sebagian lainnya menuntut agar Netanyahu berbuat lebih banyak untuk menegosiasikan pembebasan sekitar 100 sandera yang masih ditahan kelompok Hamas di Jalur Gaza.
 
Israel telah melancarkan perang di Gaza terhadap Hamas selama lebih dari setahun, di mana Netanyahu telah diberi penundaan untuk memulai sidang pengadilan kasus korupsinya. Namun Kamis lalu, hakim memutuskan bahwa Netanyahu harus sudah mulai bersaksi.

Didakwa dengan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan, Netanyahu akan bersaksi tiga kali sepekan, kata pengadilan. Ini harus dilakukan Netanyahu walau perang di Gaza masih berlangsung dan ada potensi perkembangan baru di Timur Tengah, termasuk di Suriah.
 
Netanyahu didakwa pada tahun 2019 dalam tiga kasus yang melibatkan hadiah dari teman-teman jutawan. Ia juga diduga meringankan regulasi bagi taipan media sebagai imbalan atas liputan yang menguntungkan citra dirinya. Netanyahu menyangkal melakukan kesalahan apa pun.

Dakwaan Kriminal Netanyahu

Menjelang persidangan, Netanyahu menghidupkan kembali retorika pra-perang yang sudah dikenal terhadap penegakan hukum, dengan menggambarkan penyelidikan terhadapnya sebagai ‘perburuan penyihir.’ Dia membantah semua tuduhan dan mengaku tidak bersalah.
 
“Ancaman nyata bagi demokrasi di Israel tidak ditimbulkan oleh perwakilan publik yang dipilih, tetapi oleh beberapa di antara otoritas penegak hukum yang menolak untuk menerima pilihan pemilih dan mencoba melakukan kudeta dengan penyelidikan politik yang tidak dapat diterima dalam demokrasi mana pun,” ungkap Netanyahu dalam sebuah pernyataan pada Kamis pekan lalu.
 
Dalam konferensi pers pada Senin malam, Netanyahu mengatakan dirinya telah menunggu delapan tahun untuk dapat menceritakan kisahnya, dan menyatakan kemarahan atas cara para saksi diperlakukan selama penyelidikan.
 
Sebelum perang di Gaza, masalah hukum Netanyahu memecah belah warga Israel dan mengguncang politik Israel melalui lima putaran pemilu. Upaya pemerintahnya tahun lalu untuk membatasi kekuasaan peradilan semakin memecah belah warga Israel.
 
Baca juga:  Terjebak! Selain Diincar ICC, Netanyahu Juga Terjerat Kasus Korupsi di Israel
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan