Gallant adalah salah satu anggota senior partai Likud sayap kanan Netanyahu yang menentang perombakan sistem peradilan, dengan mengatakan bahwa protes massal baru-baru ini melibatkan lebih banyak personel militer cadangan, yang otomatis dapat merusak keamanan nasional."
"Saat ini, demi negara kita, saya bersedia mengambil risiko apa pun dan membayar berapa pun harganya," kata Gallant dalam pidatonya di televisi.
Menyusul pemecatan oleh Netanyahu, Gallant menulis via Twitter: "Keamanan negara Israel selalu dan akan selalu menjadi misi hidup saya."
Langkah pemecatan memicu aksi protes besar-besaran di Tel Aviv, dengan ribuan orang memblokir jalan raya utama, dan mengibarkan bendera Israel.
Banyak orang berkumpul di luar kediaman Netanyahu di Yerusalem. Di waktu bersamaan, sejumlah serikat pekerja bersiap mengumumkan aksi mogok kerja, menurut laporan The Times of Israel.
Ribuan orang juga berkumpul di kota Beersheba dan Haifa. Aksi protes massal di Tel Avvi terjadi di Ayalon Highway, sementara di Yerusalem terkonsentrasi di luar kediaman Netanyahu.
Pemecatan terhadap Gallant juga dikritik kepala serikat buruh terbesar di Israel, yang mengaku heran dengan keputusan tersebut.
Netanyahu, yang menghadapi tuduhan korupsi, mengatakan bahwa perombakan yudisial akan menyeimbangkan cabang-cabang pemerintahan di Israel.
Para penentang mengatakan bahwa reformasi tersebut secara efektif akan memberi Netanyahu dan pemerintahnya lebih banyak kendali atas penunjukan hakim.
Baca juga: Parlemen Israel Ratifikasi UU Terkait PM, Untuk Selamatkan Netanyahu?
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id