Dikutip dari laman BBC pada Minggu, 9 Mei 2021, demonstran Palestina melemparkan batu ke arah polisi dan menyulut api di Gerbang Damaskus di Kota Tua Yerusalem. Pasukan keamanan Israel merespons dengan menembakkan granat kejut dan meriam air.
Organisasi Bulan Sabit Merah mengatakan ada 80 korban luka, 14 di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit. Bentrokan dipicu ancaman penggusuran warga Palestina dari wilayah Sheikh Jarrah di tengah gugatan hukum kelompok pendatang Yahudi.
Ketegangan semakin meningkat usai pasukan Israel menyerbu masyarakat Palestina yang baru selesai menunaikan ibadah salat Isya dan Tarawih pada Jumat malam kemarin.
Lebih dari 200 warga Palestina dan 17 personel keamanan Israel terluka dalam bentrokan di malam pertama yang terjadi di kompleks Masjid Al-Aqsa.
Masjid Al-Aqsa di kompleks Kota Tua Yerusalem adalah salah satu lokasi paling suci dalam Islam. Namun lokasi tersebut juga merupakan lokasi suci bagi Yahudi, yang dikenal sebagai Temple Mount.
Kuartet negosiator urusan Timur Tengah -- Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) -- telah mengekspresikan "kekhawatiran mendalam" atas meningkatnya ketegangan dan aksi kekerasan di Yerusalem.
Baca: Indonesia Kecam Pengusiran Warga Palestina di Yerusalem
Bentrokan terbaru meletus di Gerbang Damaskus usai ribuan warga Palestina selesai menunaikan salat di Masjid Al-Aqsa. Sebelumnya pada Sabtu siang, polisi Israel menghentikan puluhan bus yang membawa ratusan orang ke Masjid Al-Aqsa.
Pasukan keamanan Israel juga dikabarkan menangkap sejumlah warga Palestina atas bentrokan pada Jumat malam kemarin.
"Mereka tidak membiarkan kami salat. Ada perkelahian dan bentrokan setiap hari," kata Mahmoud al-Marbua, seorang warga Palestina berusia 27 tahun.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa negaranya bertanggung jawab atas penegakan aturan hukum dan ketertiban sembari memastikan keberlangsungan kebebasan beragama.
Sementara Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam tindakan Israel di Yerusalem sebagai "serangan penuh dosa."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News