Suara tembakan menginterupsi nyanyian demonstran di kota Isfahan dan Karaj. "Matilak diktator," teriak mahasiswi yang berani melepas jilbab mereka saat berbaris di jalan Teheran.
"Tembakan terdengar di Isfahan, di tengah protes dan pemogokan nasional," kata Hak Asasi Manusia Iran (IHR) mengenai video tersebut, dilansir dari AFP, Kamis, 13 Oktober 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Amini, 22, meninggal pada 16 September setelah mengalami koma setelah penangkapannya di Teheran oleh polisi moral terkenal karena dugaan pelanggaran kode pakaian ketat republik Islam untuk wanita.
Baca juga: Kasus Mahsa Amini, Inggris Jatuhkan Sanksi kepada 'Polisi Moral' Iran
Banyak perempuan muda, mahasiswa dan bahkan siswa sekolah melepas jilbab mreka dan berhadapan dengan pasukan keamanan dalam gelombang kerusuhan sosial terbesar di negara itu.
Tercatat 28 anak tewas dan ratusan lainnya ditahan. Sebagian besar dari mereka ditahan di penjara orang dewasa.
Kerusuhan mematikan telah mengguncang terutama Sanandaj di provinsi asal Amini di Kurdistan. Pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menuduh 'musuh' Iran memicu kerusuhan ini.
"Tindakan musuh, seperti propaganda, mencoba mempengaruhi pikiran, menciptakan kegembiraan, mendorong dan bahkan mengajarkan pembuatan perangkat pembakar sekarang benar-benar jelas," katanya.
Negara-negara Uni Eropa menyetujui tindakan hukuman terhadap Teheran. Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan sudah waktunya untuk memberikan sanksi kepada mereka yang bertanggung jawab di Iran atas penindasan terhadap perempuan.
Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan solidaritas dengan para pengunjuk rasa.