Ribuan warga Iran telah turun ke jalan sejak pertengahan September lalu dalam memprotes kematian Mahsa Amini, perempuan 22 tahun yang mengembuskan napas terakhir usai ditahan polisi moral Iran. Mahsa Amini ditahan karena dituding tidak memakai hijab sesuai aturan berpakaian di ruang publik.
Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan bahwa mereka telah membekukan aset dan menerapkan larangan perjalanan kepada seluruh elemen polisi moral Iran, termasuk kepada dua petingginya, yaitu Mohammed Rostami Cheshmeh Gachi dan Haji Ahmed Mirzaei.
Dalam daftar sanksi tersebut juga terdapat Gholamreza Soleimani, kepala pasukan Basij Korps Pengawal Revolusi Islam; Hassan Karami, komandan unit pasukan khusus NAJA dari kepolisian Iran; dan Hossein Ashtari, panglima polisi Iran.
"Kami mengirim pesan yang jelas kepada pihak berwajib Iran. Kami akan meminta pertanggungjawaban Anda atas penindasan terhadap perempuan dan anak perempuan, dan atas kekerasan mengejutkan yang telah Anda lakukan terhadap rakyat Anda sendiri," ujar Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly, seperti dikutip dari laman Yahoo News pada Selasa, 11 Oktober 2022.
Sementara itu, demonstrasi mengecam kematian Mahsa Amini masih berlanjut di seluruh Iran, termasuk di ibu kota Teheran.Pemerintah Iran sendiri bersikeras bahwa Mahsa Amini bukan meninggal karena dianiaya.
Namun pihak keluarga mengatakan adanya bekas memar dan tanda-tanda kekerasan lainnya di tubuh Mahsa Amini. (Gabriella Carissa Maharani Prahyta)
Baca juga: TV Nasional Iran Diretas, Hadirkan Wajah Pemimpin Agung dan Mahsa Amini
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News