Tragedi terjadi pada Senin malam hingga Selasa pagi di dekat kota Bumba di provinsi Mongala. Menurut keteranga otoritas setempat, sembilan kapal jenis kano yang diikat satu sama lain, tenggelam karena kelebihan muatan.
"Setidaknya 61 jasad telah ditemukan," kata Menteri Transportasi dan Komunikasi Provinsi Mongala, Jose Misiso, dilansir dari laman Mehr News Agency, Minggu, 10 Oktober 2021.
"Masih ada 100 orang yang dinyatakan hilang, termasuk anak-anak dan perempuan," sambungnya. Ia mengaku tidak mengetahui jumlah pasti penumpang karena tidak adanya manifes dari kesembilan kapal.
Sejauh ini, lanjut Misiso, pihaknya telah berhasil menyelamatkan 30 orang.
Insiden kapal tenggelam merupakan sesuatu yang sering terjadi di Sungai Kongo dan sejumlah danau di negara tersebut. Sebagian besar penyebab terjadinya kecelakaan adalah kapal yang kelebihan muatan.
Transportasi air merupakan andalan warga Kongo karena minimnya infrastruktur jalan raya. Meski angkutan kapal begitu diandalkan, otoritas Kongo kurang menerapkan regulasi tegas.
Februari lalu, setidaknya 60 orang tewas dalam kecelakaan sebuah kapal tongkang yang mengangkut lebih dari 700 penumpang di salah satu sungai di Republik Demokratik Kongo pada malam hari.
Kecelakaan kapal merupakan hal yang sering terjadi di RD Kongo. Biasanya kecelakaan kapal di negara tersebut diakibatkan praktik mengangkut penumpang yang melebihi kapasitas.
Bagi sebagian besar warga RD Kongo, menggunakan kapal merupakan moda transportasi utama untuk perjalanan jarak jauh.
Baca: 60 Orang Tewas dalam Kecelakaan Kapal Tongkang di RD Kongo
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News